Ini merupakan kunjungan perdana Mohammed bin Salman ke Inggris sebagai putra mahkota.
Berbicara mengenai rencana kunjungan putra mahkota, PM May menyinggung mengenai kerja sama kedua negara dalam hal berbagi data intelijen. Menurutnya, kerja sama ini membuat kedua negara menjadi lebih aman.
"Arab Saudi mulai berubah. Kita semua melihat sejumlah keputusan yang mengizinkan wanita untuk mengemudikan kendaraan pada Juni tahun ini. Ada juga target agar porsi wanita dalam hal ketenagakerjaan di Arab Saudi menjadi satu per tiga dari total jumlah pekerja," ujar PM May.
"Mereka juga berencana mereformasi bidang kesehatan, edukasi, infrastruktur, rekreasi dan pariwisata," lanjut dia, seperti dikutip Sky News, Rabu 28 Februari 2018.
Selain hubungan bilateral, PM May juga berbicara mengenai beberapa isu penting di bidang keamanan yang sama-sama dikhawatirkan kedua negara. Isu itu di antaranya krisis kemanusiaan di Yaman.
"Visi kita sebagai warga Inggris berskala Global adalah memperkuat hubungan dengan banyak negara dunia dan menegakkan nilai-nilai kita, bukan menolak untuk berinteraksi dengan pihak lain," sebut PM May.
Sejumlah grup hak asasi manusia berencana memprotes kedatangan putra mahkota. Mereka meminta PM May untuk mengangkat dugaan pelanggaran HAM oleh Arab Saudi serta menghentikan impor senjata ke Riyadh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News