PM inggris Boris Johnson saat merespons ucapan Jeremy Corbyn di House of Commons, London, 3 September 2019 . (Foto: AFP/STR/PRU)
PM inggris Boris Johnson saat merespons ucapan Jeremy Corbyn di House of Commons, London, 3 September 2019 . (Foto: AFP/STR/PRU)

Dikalahkan Parlemen Soal Brexit, PM Inggris Dorong Pemilu Dini

Willy Haryono • 04 September 2019 10:49
London: Anggota parlemen Inggris dari kubu konservatif beserta oposisi menyatukan kekuatan dan mengalahkan Perdana Menteri Boris Johnson dalam upaya meloloskan undang-undang untuk mencegah terjadinya Brexit tanpa perjanjian dengan Uni Eropa.
 
Lewat raihan 328 melawan 301 dalam pemungutan suara, Parlemen Inggris atau House of Commons dapat menentukan agenda apa yang akan dibahas. Ini artinya, para anggota parlemen dapat mendiskusikan dan meloloskan UU untuk menunda tenggat waktu Brexit.
 
Brexit, atau Britain Exit, adalah istilah untuk keluarnya Inggris dari keanggotaan UE. Tenggat waktu Brexit adalah 31 Oktober mendatang, dan PM Johnson bertekad akan mewujudkannya -- dengan atau tanpa perjanjian.

Merespons kekalahan di Commons, dikutip dari AFP, Rabu 4 September 2019, PM Johnson menegaskan dirinya akan menyerukan digelarnya pemilihan umum lebih awal dari jadwal semula. Sebelum pemungutan suara pun, ia telah memperingatkan para anggota parlemen bahwa pemilu bisa digelar lebih cepat.
 
Jeremy Corbyn, pemimpin kubu oposisi Inggris, meyakini UU penundaan Brexit dapat diloloskan sebelum pemilu.
 
Usai pemungutan suara di Commons pada Selasa, kantor PM Johnson di Downing Street mengancam akan mendepak siapapun anggota parlemen Partai Konservatif atau Tory yang bergabung dengan oposisi tadi malam.
 
Pemerintah Inggris berharap ancaman semacam itu -- dan juga pemilu dini -- dapat membuat 'para pemberontak' Tory dapat kembali ke kubu PM Johnson.
 
Pemilu dini, jika jadi dilaksanakan pada 14 Oktober, akan memperkuat posisi PM Johnson dalam isu Brexit. Saat menjadi PM Inggris pada Juli lalu, PM Johnson mengaku ingin berpisah baik-baik dengan UE. Namun ia menolak sejumlah syarat yang diajukan UE, dan menegaskan dia siap berpisah tanpa perjanjian apapun.
 
Sikap itu memicu kekhawatiran sejumlah anggota parlemen. Mereka khawatir Brexit "tanpa perjanjian" akan memicu gejolak ekonomi di Inggris.
 
Mengenai penentangan sejumlah anggota parlemen, PM Johnson mengatakan prospek tercapainya perjanjian dengan UE "telah meningkat" menjelang pertemuan dengan para petinggi blok Eropa itu pada 17 dan 18 Oktober.
 
"Saya ingin semua orang tahu. Tidak akan ada situasi yang membuat saya meminta Brussels (UE) untuk menunda (Brexit)," tegas PM Johnson.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan