Tak hanya itu, ia pun menyandera istri dan anak petugas polisi tersebut. Pria itu mengaku setia kepada kelompok militan Islamic State (ISIS). Kantor berita ISIS, Amaq juga mengklaim seorang militannya melakukan serangan, namun tak menyebutkan lokasinya.
"Istrinya pun tewas. Pelaku bunuh diri setelah menyerang istri petugas polisi. Namun, anaknya berhasil diselamatkan," ujar Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Prancis, Pierre-Henry Brandet, seperti dikutip BBC, Selasa (14/6/2016).
Petugas kepolisian Prancis langsung menuju ke lokasi dan mencoba mengambil sandera. Seorang saksi mengatakan terdengar ledakan keras di dalam rumah. Hingga saat ini, belum teridentifikasi korban tewas dan pelaku.
Saksi mengatakan, pria yang membawa pisau tersebut berteriak "Allahu Akbar" ketika ia menyerang polisi tersebut. Sebelum ia membunuh istri polisi itu, ia sempat diajak bernegosiasi dengan petugas polisi yang mengepung rumah di mana ia bersembunyi.
Namun, negosiasi tersebut gagal. Pria itu pun sempat mengaku ia adalah militan ISIS ketika bernegosiasi.
Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan pembunuhan tersebut adalah tindakan pengecut. Ia pun segera mengadakan pertemuan pada Selasa 14 Juni pagi waktu setempat di Istana Elysee untuk membahas insiden tersebut.
Departemen anti-teror Paris pun mengatakan Paris sedang darurat teror. Mereka pun minta para turis yang mengunjungi stadion Stade de France untuk menonton Piala Eropa 2016 untuk berhati-hati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News