Capres Prancis Marine Le Pen. (Foto: AFP/Eric Piermont)
Capres Prancis Marine Le Pen. (Foto: AFP/Eric Piermont)

Seperti Trump, Le Pen Ingin Prioritaskan Kepentingan Prancis

Arpan Rahman • 05 Februari 2017 18:36
medcom.id, Paris: Marine Le Pen, kandidat presiden sayap kanan, meluncurkan kampanye perdananya, Sabtu 4 Januari, dalam pemilihan umum presiden dengan slogan "Buatan Prancis". 
 
Ia membayangkan Prancis berkembang di mana warganya selalu diutamakan dalam berbagai layanan pemerintah. Ia juga menginginkan Prancis yang terbebas dari Uni Eropa (UE).
 
Prancis akan menjaga perbatasan sendiri, menggunakan Franc ketimbang Euro, dan mempertahankan diri mereka sendiri. Ini merupakan rencana pemimpin Front Nasional (FN). Imigrasi, terutama pengungsi Muslim, juga akan dibatasi di bawah Le Pen.  

Sebuah kebijakan "prioritas nasional" akan memberikan preferensi bagi warga Prancis untuk perumahan publik dan layanan lainnya melebihi dari yang diterima warga UE dan imigran. 
 
Le Pen berharap keputusan Inggris keluar UE dan terpilihnya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bisa menambah semangat bagi pemilih populis sayap kanan.
 
"Seluruh dunia ini -- Brexit, Trump -- semua menjadi nyata dari apa yang telah kita katakan selama bertahun-tahun," tuturnya dalam sebuah wawancara televisi seperti dikutip Associated Press, Minggu (5/2/2017).
 
Tak ada waktu yang lebih baik bagi Le Pen, yang unggul dalam jajak pendapat awal untuk pilpres dua putaran Perancis pada 23 April dan 7 Mei mendatang. Ia mengumbar 144 janji nasionalistik dalam konferensi akhir pekan.
 
Seperti Trump, Le Pen Ingin Prioritaskan Kepentingan Prancis
Presiden AS Donald Trump. (Foto: AFP)
 
Patriotisme Prancis
 
"Kelangsungan hidup Prancis sedang dipertaruhkan. Ini pertama kalinya kita sudah begitu dekat dengan tujuan," kata pejabat FN, Jean-Lin Lacapelle.
 
"Prancis adalah tanah Nasrani yang memadukan hukum Romawi dan filsafat Yunani," kata Marion Marechal-Le Pen, keponakannya dan salah satu dari tiga anggota parlemen FN. 
 
"Kita berhak berharap bahwa budaya yang diimpor oleh para pendatang akan memudar dalam menghadapi warisan kita," imbuhnya.
 
Tidak seperti Trump, Le Pen bukan muka baru dalam politik Prancis -- dia memimpin FN sejak 2011 dan berada di posisi ketiga dalam pilpres 2012. Tapi mereka berdua sama-sama menganut keyakinan "patriotisme ekonomi" dan "proteksionisme cerdas." Rencana Le Pen termasuk memberi tawaran publik ke perusahaan Prancis jika tawaran mereka masuk akal dan menambah pajak bagi pekerja asing.
 
Jajak pendapat awal secara konsisten menunjukkan Le Pen unggul dari dua calon presiden lain. Tapi kemungkinan dia akan kalah dengan selisih besar di putaran akhir pada 7 Mei.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan