Dikawal oleh 80 polisi Jerman, pesawat mereka mendarat pukul 07:30 waktu setempat. Deportasi gelombang kedua ini setelah kesepakatan Afghanistan-Uni Eropa Oktober lalu yang bertujuan untuk membatasi masuknya imigran.
"Apa yang kau ingin aku lakukan di sini? Hanya ada kematian," kata Ramid Afshah, 19, sebagaimana dikutip dari AFP, Rabu (25/1/2017).
Juru bicara polisi bandara Mohammad Adjmal Fawzi mengatakan setidaknya salah satu dari 26 itu menderita dan menunjukkan tanda-tanda tekanan psikologis. "Dia bisa dibawa kembali ke Jerman," ujarnya
Beberapa migran mengatakan kepada AFP mereka telah ditangkap Senin pagi dan dikirim ke Kabul hanya berbekal barang-barang pribadi mereka.
"Polisi datang untuk menjemput kami kemarin pagi pukul 4 dan kami diperlakukan seperti binatang," kata Arash Alkozai, 21.
Alkozai, yang datang ke Jerman ketika ia berusia 16 tahun, tinggal di Munich dengan keluarganya sebelum mengambil sebuah kamar di kota tersebut. Setelah meninggalkan sekolah ia pernah belajar perbaikan mobil.
"Saya tidak bisa mengatakan sesuatu yang negatif tentang negara ini yang membantu saya. Saya menghormati keputusannya tapi sekarang aku tinggal mimpi buruk. Saya tidak akan mencari pekerjaan di sini dan tidak ada keamanan," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News