Kementerian Luar Negeri di London mengonfirmasi sedikitnya tujuh warga Inggris tewas dalam kecelakaan pesawat dengan nomor penerbangan ET302 itu. Ethiopian Airlines juga menyebut ada satu warga Irlandia yang menjadi korban.
"Saya sangat sedih saat mendengar banyaknya orang yang kehilangan nyawa dalam kecelakaan pesawat di Ethiopia," ungkap pernyataan PM May di Twitter, seperti disitat dari laman Evening Standard, Minggu 10 Maret 2019.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Di masa-masa sulit seperti saat ini, saya berbelasungkawa kepada keluarga dan kerabat korban serta sahabat para warga Inggris yang ada di dalam pesawat dan semua orang yang terkena imbas dari tragedi ini," lanjutnya.
Pesawat tersebut jatuh enam menit usai lepas landas dari bandara Addis Ababa menuju Nairobi, Kenya, pada Minggu 10 Maret 2019. Menara pengawas kehilangan kontak dengan Boeing 737 Max 8 itu pada pukul 08.44 waktu Ethiopia.
Ethiopian Airlines mengatakan penumpang pesawat ET302 berasal dari 35 negara. Sebagian besar korban adalah warga negara Kenya.
Korban tewas lainnya berasal dari Italia, Prancis, Amerika Serikat, Kanada, Tiongkok, Mesir, Jerman, Slovakia, India, Indonesia dan lainnya. Dari Indonesia, korban diketahui adalah seorang wanita yang bekerja untuk World Food Programme (WFP), salah satu organisasi terafiliasi PBB.
Dalam pernyataan Kepala WFP David Beasley, dikonfirmasi tujuh staf tewas dalam kecelakaan di Ethiopia. Tercantum dari daftar staf adalah seorang WNI bernama Harina Hafitz, staf WFP yang ditugaskan di Roma, Italia.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri melalui KBRI Roma telah mengonfirmasi adanya satu WNI dalam kecelakaan Ethiopian Airlines. WNI tersebut diketahui berjenis kelamin perempuan dan tinggal di Italia.
Duta Besar Indonesia untuk Italia Esti Handayani telah bertemu dengan keluarga korban dan menyampaikan duka cita mendalam.
(WIL)