medcom.id, Paris: Presiden Prancis Francois Hollande menyebut pembunuhan terhadap seorang anggota polisi dan pasangannya, sebagai tindakan teror. Hollande memperingatkan Prancis masih dihadapkan pada ancaman serius.
Penikaman terhadap pasangan itu menggemparkan lingkungan keamanan Prancis. Mengingat korban adalah petugas senior di kalangan Kepolisian Prancis. (Baca: ISIS Klaim Penikaman Petugas Polisi di Prancis https://www.medcom.id/internasional/eropa/aNrLvJ6k-isis-klaim-penikaman-petugas-polisi-di-prancis)
Menurut Hollande, pembunuhan terhadap anggota polisi berusia 42 tahun dan pasangannya, adalah serangan yang dilakukan oleh para pengecut. Kejadian ini berlangsung di Paris, pada Senin 13 Juni malam waktu setempat di rumahnya.
"Ini jelas tindakan teroris," tutur Hollande, seperti dikutip AFP, Selasa (14/6/2016).
"Prancis saat ini masih dihadapkan pada ancaman teroris signifikan," imbuh Hollande.
Berdasarkan sumber yang melakukan penyelidikan, pelaku diketahui sebagai Larossi Abballa. Dia tewas usai polisi berupaya melumpuhkannya.
Foto: Larossi Abballa/AFP
Foto: Larossi Abballa/AFP
Polisi juga menyebutkan bahwa Abballa didakwa pada 2013 karena perannnya dalam sebuah kelompok militan di Pakistan. Pelaku berusia 25 tahun itu, juga dalam penyelidikan terkait jaringan rekrutmen bagi mereka yang ingin ikut berperang di Suriah.
Ketika melakukan negosiasi dengan polisi yang berakhir dengan penggerebekan ke dalam rumah korban, pelaku mengklaim dirinya bertindak atas nama ISIS. Dia kemudian menikam polisi yang menjadi korban dan membunuh pasangannya.
Anak dari pasangan itu ditemukan dalam kondisi syok tetapi tidak terluka. Bocah itu baru berusia tiga tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
