Pasien ketiga diketahui sebagai wanita yang dirawat di sebuah rumah sakit di kota Crema di Lombardy. Dua kematian sebelumnya adalah wanita berusia 77 tahun pada Sabtu kemarin, dan perempuan 78 tahun satu hari sebelumnya -- korban pertama korona di benua Eropa.
"Kita tidak perlu panik walau angkanya terus meningkat," kata Perdana Menteri Giuseppe Conte kepada stasiun radio Rai Uno, dilansir dari AFP, Senin 24 Februari 2020.
Dalam wawancara lainnya, PM Conte mengatakan tambahan kasus korona bermunculan karena pihaknya "telah melakukan ribuan pemeriksaan."
Sementara itu, Kepala Departemen Perlindungan Sipil Italia Angelo Borrelli mengatakan bahwa orang ketiga yang meninggal akibat korona merupakan seorang pasien kanker. Virus korona telah memperburuk kondisi tubuh pasien walau sempat dirawat intensif selama beberapa hari.
"Dia sudah diperiksa, dan staf medis sudah tahu dia terjangkit virus korona," ujar Kepala Dinas Kesehatan Lombardy, Giulio Gallera.
Sebelumnya, Pemerintah Italia telah menutup sejumlah kota di dua area rawan korona, yakni di wilayah Veneto dan Lombardy. Total ada 11 kota yang ditutup, dengan jumlah warga gabungan mencapai sekitar 50 ribu.
Mereka semua dilarang untuk meninggalkan kota. Otoritas sebelas kota tersebut juga memerintahkan agar sejumlah restoran, bar dan diskotik, ditutup selama virus korona masih mewabah.
Sejumlah sekolah di Veneto dan Lombardy juga ditutup hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.
Selain Italia, dua negara lain yang menjadi sorotan adalah Korea Selatan dan Iran. Korsel melaporkan adanya tujuh kematian akibat korona dengan total kasus mencapai 763. Sedangkan Iran melaporkan delapan kematian dengan total kasus 43.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id