Pemimpin Partai Moderat Anna Kinberg Batra (kiri) di parlemen (Foto: TT).
Pemimpin Partai Moderat Anna Kinberg Batra (kiri) di parlemen (Foto: TT).

Politik Swedia Tegang Ketika Konservatif Rangkul Sayap Kanan

Fajar Nugraha • 28 Januari 2017 15:54
medcom.id, Stockholm: Kalangan Konservatif Swedia mendobrak tradisi politik negaranya dengan merangkul pihak sayap kanan. Pemerintahan Swedia saat ini dikuasai oleh pihak sayap kiri.
 
Partai Moderat membuka pintunya untuk bekerja sama dengan kelompok anti-imigran, Partai Demokrat Swedia. Hal ini memicu ketegangan dalam aliansi oposisi, yang diikuti oleh empat partai.
 
Sebagian besar partai politik di Swedia enggan untuk bekerja sama dengan Partai Demokrat Swedia. Ini disebabkan akar ideologi neo-Nazi yang menjadi basis pergerakannya.
 
Tetapi menurut pemimpin Partai Moderat Anna Kinberg Batra menilai, kiprah Partai Demokrat Swedia tidak lagi bisa diabaikan.
 
"Tidak mungkin berpura-pura untuk mengabaikan kehadiran partai besar semacam (Partai Demokrat Swedia) ini, dalam parlemen," ucap Kinberg Batra kepada SVT, seperti dikutip AFP, Sabtu (28/1/2017).
 
Selama 2015, Swedia mencatat jumlah pengungsi tertinggi di Eropa dan secara bersamaan, popularitas Partai Demokrat Swedia pun meningkat. Dengan retorika anti-imigrannya, tak disangka partai itu dalam poling mendapatkan dukungan 21 persen. Dukungan ini menjadikannya partai terbesar kedua setelah Partai Sosial Demokrat.
 
Pada 2010, partai ini masuk parlemen dengan dukungan 5,7 persen suara. Angka itu kemudian meningkat menjadi 13 persen saat pemilu 2014.
 
Pernyataan Kinberg Batra yang merangkul pihak sayap kanan itu, diutarakan setelah meminta koalisi bentukannya untuk menyerahkan rekomendasi ke parlemen dan menerima Partai Sosial Demokrat. Dukungan tidak langsung secara efektif bisa menghancurkan suara pemerintahan yang diisi oleh koalisi sayap kiri bentukan Partai Sosial Demokrat dan Partai Hijau.
 
Petinggi dari pihak Moderat dan sayap kanan dikabarkan akan melakukan pertemuan dalam waktu dekat. Tetapi Kinberg Batra tidak menjelaskan apa isu yang akan dibahas dalam pertemuan itu.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan