PM Italia Giuseppe Conte. (Foto: AFP/KHALED DESOUKI)
PM Italia Giuseppe Conte. (Foto: AFP/KHALED DESOUKI)

Tender Terowongan Kereta Cepat Italia-Prancis Ditunda

Arpan Rahman • 11 Maret 2019 12:22
Roma: Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte telah menunda tender pembangunan terowongan kereta api cepat dari negaranya menuju Prancis atas permasalahan politik seputar proyek tersebut.
 
Perusahaan gabungan Treno Alta Velocità atau TAV dikritik oleh Five Star Movement, partai terbesar yang berkuasa di pemerintahan Italia saat ini. Namun TAV didukung mitra koalisi Five Star Movement, yakni League.
 
Dilansir dari laman BBC, Minggu 10 Maret 2019, kebuntuan soal proyek terowongan kereta ini semakin meningkatkan frekuensi pembahasan shutdown, atau penutupan sebagian instansi pemerintah, di parlemen Italia. Penundaan tender ini berlangsung saat Italia dan Prancis sedang bersitegang mengenai masalah keimigrasian.

TAV adalah perusahaan patungan Italia dan Prancis yang bertujuan membangun terowongan untuk kereta api cepat antara kota Turin dan Lyon. Terowongan sepanjang 58 kilometer ini nantinya akan melintasi Pegunungan Alpen.
 
Terowongan diharapkan dapat memangkas waktu perjalanan dari Italia ke Prancis via darat hanya menjadi lebih kurang dua jam. Terowongan itu juga memungkinkan perjalanan dari Paris ke Milan hanya ditempuh empat jam, dari waktu normal sekitar tujuh jam.
 
Proyek ini diluncurkan 20 tahun lalu, dan juga sudah dimulai di beberapa bagian. Terowongan dijadwalkan selesai pada 2025.
 
Biaya pembangunan terowongan diproyeksikan mencapai USD9,7 miliar atau setara Rp138 triliun. Namun Menteri Transportasi Italia Danilo Toninelli -- anggota Fice Star Movement -- telah menyebut biayanya mencapai lebih dari USD20 miliar (Rp285 triliun).
 
Uni Eropa telah sepakat mendanai 40 persen dari total biaya pembangunan. Sementara sisanya 35 persen oleh Italia, dan Prancis 25 persen.
 
Namun pada Jumat kemarin, Menteri Transportasi Prancis Elisabeth Borne mengatakan Komisi Eropa menawarkan membayar 50 persen dari total biaya pembangunan. Jika benar, maka Prancis dan Italia hanya akan membayar masing-masing 25 persen.
 
Kontroversi menyelimuti proyek ini. Kubu pendukung menilai terowongan akan memangkas jutaan mobil dan truk dari jalan raya, yang berimbas pada berkurangnya dampak buruk efek rumah kaca.
 
Sementara kubu penentang menilai biaya pembangunan terowongan terlalu tinggi, dan berargumen uang sebesar itu sebaiknya dipakai memperbaiki jalan atau membangun jembatan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan