Pemilu lokal ini memperebutkan kursi anggota dewan daerah dan juga posisi gubernur. Meski digelar di hampir semua wilayah, fokus perhatian tertuju pada ibu kota Moskow.
Sepanjang musim panas ini, puluhan ribu orang turun ke jalanan Moskow dalam memprotes pemerintahan Putin yang dinilai tidak adil. Sejumlah tokoh oposisi kesulitan, atau bahkan dilarang sama sekali untuk menjadi kandidat.
Polisi telah menangkap ratusan demonstran sepanjang aksi protes tersebut. Meski sebagian besar dibebaskan dengan cepat, dakwaan yang dilayangkan kepada mereka semua tergolong serius.
Sepekan sebelum pemilu lokal, lima orang telah dijatuhi vonis antara dua hingga empat tahun penjara atas tuduhan mengganggu stabilitas dan perdamaian.
Saat hari pemilihan, aparat telah menahan beberapa tokoh oposisi, termasuk Maria Alyokhina dari Pussy Riot dan Ilya Azar, seorang jurnalis.
Oposisi menyerukan kepada warga untuk 'menghukum' Kremlin dengan tidak memilih partai United Russia. "Hari ini kami berjuang untuk menghancurkan monopoli United Russia," ujar pemimpin oposisi Alexei Navalny kepada awak media, dikutip dari laman AFP,
Sejumlah sekutu Navalny dilarang menjadi kandidat dalam pemilu lokal. Ia pun meminta warga untuk memilih kandidat dari partai manapun yang berpotensi dapat mengalahkan kandidat pro-Kremlin.
Sejumlah analis menilai pemungutan suara lokal ini adalah tes menjelang pemilu parlemen pada 2021 mendatang. Pemilu kali ini dinila dapat memperlihatkan kemampuan oposisi dalam menggerakkan massa dan kesediaan pemerintahan Putin dalam menerima kritik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News