Wilmes akan memimpin Belgia meski hanya di pemerintahan sementara (caretaker government). Status kenegaraan Belgia saat ini terjadi karena pemerintahan koalisi belum juga terbentuk sejak digelarnya pemilihan umum pada Mei lalu.
Penunjukan Wilmes, seorang mantan menteri keuangan, langsung diserang sejumlah tokoh senior dari kubu sayap kanan N-VA dan juga mantan mitra koalisi Michel.
Bagi Wilmes, penunjukan dirinya sebagai PM Belgia merupakan "suatu kehormatan dan tanggung jawab besar." Namun ia menilai pemerintahan sementara saat ini tidak memiliki "cukup kesempatan" untuk mengambil sejumlah tindakan.
Ia menyerukan kepada semua elemen politik di Belgia untuk segera berupaya membentuk pemerintahan koalisi baru.
Persatuan nasional yang diserukan Wilmes kemungkinan besar akan sulit terwujud jika berkaca dari pemilu Belgia pada Mei lalu. Pemilu tersebut memperlihatkan perbedaan mendalam mengenai bahasa dan budaya yang mengancam persatuan Belgia.
Wilayah Flanders yang mayoritas warganya berbahasa Belanda dikuasai N-VA, sementara Wallonia lebih banyak menggunakan bahasa Prancis. Wilmes adalah tokoh liberal yang berbahasa Prancis.
Theo Francken, mantan menteri keimigrasian dari N-VA, menuduh Wilmes sebagai "francophone" yang hendak mendukung imperialisme Prancis dari wilayah pinggiran Brussels. Franchopone adalah istilah bagi seseorang yang menggunakan bahasa Prancis.
Belgia pernah menjalankan pemerintahan sementara selama 541 hari usai pemilu 2010. Durasi pemerintahan sementara itu telah memecahkan rekor dunia.
Majelis Stormont di Irlandia Utara sebenarnya jauh melampaui rekor Belgia di angka 1.000 hari. Namun angka tersebut tidak masuk catatan rekor karena urusan perundang-undangan Irlandia Utara masih dapat berjalan di Westminster, Britania Raya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News