Pernyataan PM May secara implisit mengkritik Presiden AS Donald Trump, yang dinilai kurang keras dalam mengecam gerakan sayap kanan.
Di kota Charlottesville, Virginia, Sabtu kemarin, pawai kelompok neo-Nazi dari sayap kanan terkait penyingkiran patung berujung bentrok dengan kelompok penentang.
Tiga orang tewas dalam aksi kekerasan tersebut. Satu orang tewas ditabrak mobil, dan dua lainnya adalah polisi. T
Trump memicu badai politik setelah melontarkan komentar lanjutan mengenai bentrokan di Charlottesville. Ia menilai baik sayap kanan maupun penentangnya sama-sama salah.
Saat ditanya mengenai komentar terbaru Trump, PM May berkata: "Saya tidak melihat ada kesetaraan antara pendukung fasisme dan mereka yang menentangnya. Saya rasa merupakan hal penting bagi orang-orang untuk selalu mengecam pandangan sayap kanan."
"Saya benar-benar benci dengan rasisme, ujaran kebencian dan kekerasan yang diperlihatkan grup-grup tersebut," lanjut dia kepada awak media.
"Britania Raya telah mengambil tindakan untuk mengecam grup sayap kanan di sini. Kami telah melarang grup-grup sayap kanan tertentu di sini," sambung PM May.
Menyebut grup seperti neo-Nazi dan Ku Klux Klan sebagai "kriminal dan penjahat," Trump mengatakan grup penentangnya adalah "alt-left" yang juga melakukan aksi kekerasan.
Pernyataan tersebut memicu kritik di berbagai spektrum politik AS, termasuk dari Partai Republik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News