Kakak beradik pelaku penyerangan Charlie Hebdo (Foto: AFP)
Kakak beradik pelaku penyerangan Charlie Hebdo (Foto: AFP)

Mereka yang Telah Meneror Prancis Selama 3 Hari

Fajar Nugraha • 10 Januari 2015 11:29
medcom.id, Paris: Selama tiga hari terakhir, Prancis dilanda aksi teror yang mengejutkan. Empat orang melakukan serangan dan sempat diawasi oleh intelijen Prancis.
 
Kakak beradik Cherif dan Said Kouachi melakukan penyerangan paling mengejutkan di kantor Charlie Hebdo, Rabu (7/1/2015). Mereka menewaskan 12 orang, sebelum akhirnya kabur melarikan diri.
 
Keduanya akhirnya tersudut di sebuah pabrik cat di wilayah Dammartin, Jumat (9/1/2015). Polisi pun menyergap keduanya dan menewaskan kakak beradik yang juga melakukan penyanderaan tersebut.

Sementara Amedy Coulibly membunuh seorang polisi wanita (polwan) di Montrouge, utara Paris. Kemudian dia melakukan penyanderaan di sebuah toko kelontong Yahudi (kosher) di Porte de Vincennes.
 
Coulibly pun akhirnya tewas setelah polisi merangsek masuk ke toko itu. Namun empat sandera turut tewas dalam kejadian ini. Sementara istrinya, Hayat Boumeddiene, masih dalam pencarian polisi.
 
Berikut fakta di balik keempat orang yang berkaitan erat dengan serangan yang mengguncang Prancis tersebut, seperti dirangkum oleh AFP, Sabtu (10/1/2015).
 
Cherif Kouachi
 
Pria berusia 32 tahun ini lahir di Paris dari orangtua asal Aljazair. Kedua orangtuanya meninggal ketika dia berusia remaja.
 
Cherif dilaporkan memiliki kaitan dengan kelompok militan pertama kali dengan kelompok yang menamakan dirinya Buttes Chaumont. Kelompok ini membantu keberangkatan orang yang ingin ke Irak untuk bergabung dengan Al Qaeda.
 
Kouachi sempat ditangkap ketika hendak pergi ke Suriah pada 2005. Pengacara Cherif mengatakan, kliennya tidak terlalu relijius. Seperti pria lainnya, Cherif merokok, konsumsi minuman keras dan menyukai perempuan.
 
Di pengadilan Cherif mengaku suka musik rap, bukan berjihad. Dirinya pun akhirnya divonis penjar tiga tahun. Selama di penjara, Cherif bertemu Amedy Coulibaly dan menjadi murid Djamel Beghal, yang mencoba meloloskan tokoh teroris Smain Ait Ali Belkacem keluar dari penjara Prancis.
 
Said Kouachi
 
Intelijen Prancis mengenal pria berusia 34 tahun ini pernah melakukan perjalanan ke Yaman pada 2011. Di sana, dia menjalani pelatihan menggunakan senjata dari Al Qaeda.
 
Baik Cherif dan Said berada di dalam data tersangka teror Amerika Serikat (AS). Dirinya juga dilarang untuk naik pesawat.
Mereka yang Telah Meneror Prancis Selama 3 Hari
Foto: Hayat Boumeddiene (kiri) dan Amedy Coulibaly (kanan)/ PA
 
Amedy Coulibaly
 
Lahir di Essonnes, selatan Paris, Coulibaly sempat bekerja di pabrik Coca-Cola pada 2008 hingga 2010. Penjahat kambuhan berusia 32 tahun tersebut, sempat dipenjara karena perampokan dan narkoba. Di penjara Coulibaly berubah menjadi radikal.
 
Sama seperti Cherif Kouachi, pria ini terlibat dalam upaya pembebasan Smain Ait Ali Belkacem. Dia divonis penjara lima tahun pada 2013, namun bebas pada Mei 2014. Di penjara ini Coulibaly juga bertemu dengan Djamel Beghal.
 
Seperti halnya Cherif, Coulibaly seperti kagum dengan sosok Djamel Beghal.
 
Hayat Boumeddiene
 
Perempuan berusia 26 tahun ini menikahi Coulibaly dengan upacara keagamaan. Namun mereka tidak pernah mencatatkan pernikahan di kantor catatan sipil di Prancis.
 
Foto dirinya dikeluarkan oleh polisi Prancis menyusul kaitannya dengan Coulibaly. Keduanya dianggap bersenjata dan berbahaya. Saat ini Boumeddiene masih dicari oleh polisi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan