Dalam rentetan aksi teror di Prancis pekan lalu, empat Yahudi tewas ditembak pria bersenjata api di supermarket Kosher.

"Saya benar-benar meminta maaf atas kejadian saat wawancara langsung di Paris kemarin. Saya tidak bermaksud menyinggung siapapun," tutur Wilcox dalam akun Twitter, Senin (12/1/2015).
Seperti dikutip DailyMail, kritik tajam berdatangan di media sosial, termasuk dari ahli editor Jewish Chronicle Stephen Pollard.
"Apa @BBCTimWilcox mempunyai masalah dengan Yahudi? Satu kali salah saja sudah merepotkan, jika terjadi untuk kedua kalinya, maka bisa disebut sebagai sebuah pola."
Wilcox didesak mundur setelah dirinya mengatakan pada anak korban pembantaian Nazi atau Holocaust: 'Banyak warga Palestina yang juga menderita di tangan Yahudi.'
Ucapan Wilcox sontak memicu kemarahan Yahudi di seluruh dunia. Chava, wanita yang diwawancarai Wilcox mengaku sudah tinggal di Prancis selama 20 tahun, namun kampung halamannya adalah Israel.
Orangtuanya berasal dari Polandia, dan pindah ke Israel setelah Perang Dunia II. Chava menghadiri gerakan solidaritas di Paris bersama temannya, Aziz, pria kelahiran Prancis yang berasal dari keluarga Muslim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News