Ini merupakan kali pertamanya sejak 1998 sebuah misil Korut melintas di atas langit Jepang.
"Kami melihat ada kecenderungan ke arah eskalasi, dan kami sangat khawatir terhadap perkembangan situasi saat ini secara keseluruhan," tutur Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, seperti dikutip kantor berita RIA Novosti.
Ryabkov mengatakan latihan militer gabungan antara Korea Selatan dengan Amerika Serikat, yang dimulai pada 21 Agustus, telah "memprovokasi Pyongyang melakukan peluncuran terbaru kali ini."
Puluhan ribu personel militer AS dan Korsel berpartisipasi dalam latihan gabungan "Ulchi Freedom Guardian" yang berlangsung dua pekan di Semenanjung Korea.
Korut menilai latihan semacam itu merupakan sesuatu yang sangat provokatif. Rezim Kim Jong-un juga mencurigai latihan gabungan AS dan Korsel sebagai persiapan untuk sebuah invasi.
Baca: Ketika Warga Jepang Dikejutkan SMS Peringatan Rudal Korut
Angkatan Udara Korsel melakukan latihan dengan menggunakan amunisi sungguhan (live-fire drill) yang mensimulasikan serangan ke Korut.
Latihan dilakukan tak lama setelah Korut meluncurkan rudal yang melintasi langit Jepang.
Jepang tidak berusaha menembak misil Korut saat melintasi Hokkaido. Hal itu mengindikasikan Perdana Menteri Jepang lebih memprioritaskan keselamatan warga ketimbang memperburuk situasi.
PM Abe menyebut peluncuran terbaru dari Korut sebagai ancaman yang "belum pernah terjadi sebelumnya."
Indonesia dan Australia mengecam peluncuran terbaru dari Korut sebagai sesuatu yang "provokatif, berbahaya, mengancam dan bertentangan dengan kewajiban Pyongyang terhadap resolusi DK PBB."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News