Kanselir Jerman Angela Merkel meletakkan lilin di memorial Tembok Berlin di Berlin, 9 November 2019. (Foto: AFP/dpa/MICHAEL KAPPELER)
Kanselir Jerman Angela Merkel meletakkan lilin di memorial Tembok Berlin di Berlin, 9 November 2019. (Foto: AFP/dpa/MICHAEL KAPPELER)

Jerman Peringati 30 Tahun Runtuhnya Tembok Berlin

Willy Haryono • 10 November 2019 10:22
Berlin: Jerman memperingati 30 tahun runtuhnya Tembok Berlin pada Sabtu 9 November 2019. Sebagian tembok ini masih berdiri tegak di wilayah utara dari pusat kota Berlin.
 
Para petinggi Jerman dan juga beberapa negara Eropa meletakkan bunga mawar di retakan tembok. Mereka semua mengenang berdirinya tembok yang dahulu kala pernah menjadi pemisah antara Jerman Timur dan Jerman Barat.
 
Dalam seremoni di sebuah gereja dekat Tembok Berlin, Kanselir Jerman Angela Merkel menyerukan ke semua negara Eropa untuk membela demokrasi dan kebebasan. Ia memperingatkan bahwa dua hal tersebut harus terus diperjuangkan.

"Tembok Berlin mengingatkan kita semua untuk selalu berkontribusi terhadap kebebasan dan demokrasi," ujar Merkel, wanita yang menghabiskan masa anak-anaknya di Jerman Timur.
 
"Nilai-nilai dasar yang menjadikan Eropa seperti saat ini harus terus hidup dan dipertahankan," lanjut dia kepada semua tamu undangan, dilansir dari AFP.
 
Pada 9 November 1989, penjaga perbatasan Jerman Timur kewalahan menghadapi massa. Mereka pun membuka gerbang menuju Jerman Barat, yang terjadi untuk kali pertama sejak tembok itu dibangun.
 
Peristiwa tersebut berujung pada runtuhnya rezim komunis, dan reunifikasi Jerman satu tahun setelahnya. Namun dalam beberapa tahun terakhir, optimisme untuk demokrasi liberal di Eropa perlahan memudar.
 
Selain Merkel, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier juga berpidato dalam peringatan 30 tahun runtuhnya Tembok Berlin. Pidatonya ditujukan kepada Amerika Serikat, yang dinilai semakin menerapkan kebijakan proteksionisme.
 
Mengingat kembali peran AS dalam meruntuhkan Tembok Berlin, Steinmeier mengaku masih ingat saat presiden Ronald Reagan berkata, "mari runtuhkan tembok ini" di Gerbang Brandenburg.
 
Ia ingin semangat kemitraan AS terhadap Jerman dapat kembali berkobar seperti di era Reagan.
 
"Amerika saat itu adalah mitra terhormat, mitra untuk demokrasi dan kebebasan, dan mitra yang menentang egosime nasional. Saya mengharapkan Amerika yang seperti itu di masa mendatang," sebut Steinmeier.
 
Pernyataan Steinmeier menggarisbawahi ketegangan antara Jerman dan AS. Jerman disebut-sebut kesal dengan kebijakan unilateral Presiden AS Donald Trump, mulai dari isu nuklir Iran hingga perdagangan dengan Eropa dan perubahan iklim.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan