Edward Snowden yang dalam pengasingan (Foto: AFP)
Edward Snowden yang dalam pengasingan (Foto: AFP)

Edward Snowden Serang Rusia atas HAM dan Peretasan

Arpan Rahman • 01 Oktober 2016 10:57
medcom.id, Toronto: Pembocor dokumen Amerika Serikat (AS), Edward Snowden, menyerang para pelindungnya di Rusia dengan mengkritik catatan hak asasi manusia Kremlin.
 
Selain itu dia juga menunjukkan bahwa para pejabat Negeri Beruang Merah telah terlibat dalam peretasan jaringan keamanan AS.
 
Kemarahan Snowden muncul dalam sebuah wawancara di Financial Times (FT) dengan Alan Rusbridger, mantan editor Guardian, yang menerbitkan bocoran awal Snowden. 
 
"Moskow telah melangkah jauh, lewat cara-cara yang sama sekali tidak perlu, mahal dan karatan terhadap hak-hak individu dan kolektif dalam memantau warga," ujar Snowden kepada Financial Times, seperti dikutip Guardian, Sabtu (1/10/2016).
 
Dia menggambarkan kebocoran sebulan lalu dari peranti spionase rahasia milik Badan Keamanan Nasional (NSA) sebagai ancaman implisit untuk Pemerintah AS, yang berpotensi dilakukan Rusia.
 
Snowden telah menetap di sebuah lokasi rahasia di Rusia sejak melarikan diri dari Amerika Serikat melalui Hong Kong pada 2013. Lelaki 33 tahun yang merupakan mantan kontraktor CIA, itu membawa ribuan dokumen rahasia yang mengungkapkan luasnya program pengawasan elektronik NSA. 
 
Dia menghadapi ancaman hingga 30 tahun penjara di AS atas tuduhan spionase dan pencurian properti pemerintah. Namun, tim pengacaranya berharap dapat meminta pengampunan presiden sebelum Barack Obama meletakkan jabatan pada Januari. Para komentator telah mencatat bahwa Snowden sudah membuat beberapa serangan pada pelindungnya untuk menambah tawaran agar diberi pengampunan.
 
Pada Juli dilaporkan, Snowden telah mengunggah serangkaian pesannya kepada dua juta pengikut Twitter, di mana dia menjelaskan undang-undang Rusia baru-baru ini mengkriminalisasikan dukungan untuk terorisme di internet hingga tidak bisa dijalankan.
 
"Pengawasan massal tidak bekerja. RUU ini akan menguras uang dan kebebasan dari setiap warga Rusia tanpa meningkatkan keamanan mereka. Seharusnya tidak ditandatangani," tulis Snowden di Twitter. "Anggota Duma menyatakan sebagian besar mereka menentang hukum Saudara Tua (AS), tetapi mengatakan 'ya' karena takut," lanjutnya.
 
Beberapa kritikus mengklaim, itu upaya Snowden untuk menjaga dirinya tetap baik di mata Gedung Putih. "Saya tidak bisa memperbaiki situasi hak asasi manusia di Rusia, dan realistis saja, prioritas saya adalah untuk memperbaiki negara saya sendiri, pertama, karena itulah salah satu utang kesetiaan saya yang terbesar," pungkas Snowden.
 
"Tapi kesempatan ini bisa membuat perbedaan, mungkin akan sangat membantu. Kita hidup melalui krisis dalam soal keamanan komputer, yang tidak pernah kita lihat sebelumnya. Tapi sampai kita memecahkan masalah mendasar, yaitu bahwa kebijakan kami merangsang pelanggaran untuk tingkat yang lebih besar daripada pertahanan, peretasan akan terus berlangsung secara tak terduga dan akan memiliki efek dan dampak yang semakin besar," tambah Snowden.
 
Pernyataannya disambut aktor Zachary Quinto yang menyerukan Snowden agar diizinkan untuk kembali ke AS tanpa menghadapi tuduhan spionase. Aktor film Star Trek, yang juga memerankan wartawan Glenn Greenwald dalam film biografis karya Oliver Stone, mengatakan, Snowden telah bertindak dengan "penuh keberanian" dan "mustahil" untuk mencapnya sebagai "pengkhianat" sementara dia tetap tinggal di pengasingan di Rusia.
 
 
"Saya pikir (Snowden) harus dapat kembali (ke AS). Saya pikir masalah yang sangat rumit ialah bagaimana itu akan terjadi," ucap Quinto.
 
"Rencana menjerat dia dengan UU Spionase atau dicap sebagai pengkhianat adalah tidak masuk akal. Saya pikir dia seseorang berintegritas besar dan keberanian besar. Saya kira apa yang dia lakukan sekarang diremehkan, dengan berbagai cara, tapi saya pikir akan tampak kembali kebesarannya bahwa itu pantas," kata Quinto.
 
Quino mengharapkan Snowden bisa menikmati beberapa kebebasan lagi dalam hidupnya. Menurutnya Snowden patut menerima kebebasan.
 
Film berjudul Snowden yang disutradarai Oliver Stone dibuka dengan beberapa ulasan buruk, di mana Stephen Farber dari Hollywood Reporter memberi label "sebuah karya menjemukan." Setelah pemutaran perdana di Toronto, Stone mengatakan, Snowden telah menyita perhatian dunia "tidak hanya menguping, tetapomelancarkan perang dunia-maya dan serangan drone juga." 
 
"Obama bisa mengampuni dia dan kami berharap begitu. Kami berharap Obama melihat sambaran geledek dan menemukan jalan," imbuh Stone.
 
Stone mengatakan, NSA dioperasikan sebagai sebuah rahasia bawah tanah. "Pemerintah berdusta sepanjang waktu, dan apa yang mereka lakukan adalah ilegal, tapi mereka terus melakukannya. Dan mereka menjadi lebih baik dan lebih baik dalam hal itu," katanya. "Seperti Ed Snowden pernah berkata -- itu di luar kendali. Dunia ini benar-benar di luar kendali. Kita tidak tahu siapa melakukan apa."

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan