Pasukan Libya melakukan patroli di sekitar wilayah Zliten pada 23 Agustus 2018. (Foto: AFP).
Pasukan Libya melakukan patroli di sekitar wilayah Zliten pada 23 Agustus 2018. (Foto: AFP).

Italia Dorong Pemilu Segera Dilakukan di Libya

Arpan Rahman • 12 November 2018 19:07
Palermo: Banyak faksi terkemuka Libya akan bertemu pada Senin di Palermo, Italia. Upaya ini demi menyatukan kembali sejumlah lembaga negara dan menemukan jalan baru menuju pemilihan umum yang gagal dicapai dari konferensi yang dihelat oleh Prancis sebelumnya.
 
Konferensi selama dua hari melambangkan tekad Italia untuk mendapatkan kembali tanggung jawab diplomatik atas Libya. Setelah Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengadakan pertemuan puncak kejutan di Paris pada Mei lalu dalam upaya untuk mendorong pemilu Libya pada 10 Desember.
 
Italia, di tengah pembentukan pemerintah saat itu, terperanjat saat Macron secara sepihak berupaya membasmi pengaruhnya di Libya. Para politisi percaya jadwal mendadak dirancang demi menguntungkan Jenderal Khalifa Haftar, tokoh kuat anti-Islamis di timur Libya, daripada pemerintah yang didukung PBB di Tripoli.
 
Prancis menyatakan saat itu bahwa upaya PBB menciptakan perdamaian terhenti, dan prakarsa baru diperlukan guna menggembleng semua pihak.
 
KTT Palermo mengungkapkan ketegangan di dalam pemerintah Italia, Kementerian Luar Negeri Italia dan PBB tidak diberitahu oleh Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conti, sebelum KTT diumumkan.
 
Utusan khusus PBB untuk Libya, Ghassan Salame, pekan lalu, mencoba merebut kembali kendali agenda dengan mengakui bahwa jadwal yang dicemooh secara luas tidak dapat dipenuhi. Ia mengusulkan konferensi pada pekan-pekan pertama 2019 yang mengarah ke proses pemilu yang dimulai pada 2019.
 
Salame didukung jajak pendapat yang menunjukkan 80 persen rakyat Libya menginginkan pemilu. Ia percaya bahwa mandat demokratis baru dapat menyapu bersih sejumlah politisi di timur dan barat yang secara sistematis menghalangi rekonsiliasi, meninggalkan negara itu dengan institusi yang terpecah-belah dan pelanggaran hukum.
 
Tapi kemungkinan sukses untuk pertemuan Palermo itu dihantam ketika Haftar, tokoh terkemuka di timur Libya, mengumumkan pada menit terakhir ia tidak akan hadir, mengutip kehadiran Qatar, dan pendukung Al Qaeda di acara ini. Sumber-sumber Italia mengatakan upaya dilakukan agar membuatnya menimbang kembali keputusannya.
 
Libya dicekam kekerasan, korupsi, dan perpecahan politik, ditopang oleh kekuatan luar, menyusul Muammar Khadafi digulingkan dan dibunuh dalam pemberontakan yang didukung NATO pada 2011. Italia secara luas mendukung pemerintah yang diakui PBB, yang berbasis di Tripoli, yang telah mendapat dukungan dari faksi-faksi Islam didukung oleh Haftar Mesir, Uni Emirat Arab, dan Prancis. Perhatian Italia terhadap Libya didasarkan pada sejarah kolonial, minyak, dan basisnya sebagai rute bagi ribuan imigran asal Afrika.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan