Jika terkonfirmasi, penghentian berbagi investigasi dengan sekutu pertahanan dan keamanan Inggris yang paling penting akan menggarisbawahi tingkat kemarahan di Inggris saat bocoran muncul di media AS mengenai rincian tentang penyelidikan polisi.
"Perdana Menteri Inggris Theresa May akan mengangkat masalah ini dengan Presiden AS Donald Trump di Brussels," sebuah sumber pemerintah mengatakan kepada Reuters, seperti dikutip News.com.au dari Press Association, Kamis 25 Mei 2017.
Pernyataan ini muncul setelah New York Times menerbitkan gambar-gambar terperinci tentang tempat kejadian perkara di Manchester di mana 22 orang tewas.
Foto-foto tersebut termasuk sisa-sisa yang diduga bom, ransel yang dipakai oleh pengebom bunuh diri, dan menunjukkan noda darah di tengah reruntuhan.
BBC mengatakan, pada Kamis, polisi Manchester berharap agar segera dapat melanjutkan hubungan intelijen yang normal dengan AS. Namun saat ini pihak Inggris sangat murka.
Setelah serangan paling mematikan di Inggris sejak Juli 2005, polisi mencari pelaku yang mereka curigai membantu Salman Abedi membuat bom yang menewaskan 22 orang pada Senin malam di sebuah gedung konser yang ramai di kota Manchester, Inggris utara.
Polisi Inggris sudah menahan dua orang lagi sehubungan dengan serangan Manchester tersebut, kini jumlah orang yang ditahan mencapai delapan, kata polisi Greater Manchester.
Inggris memandang AS sebagai sekutu terdekatnya dan kedua negara tersebut juga berbagi laporan intelijen sebagai bagian dari jaringan Five Eyes, yang juga mencakup Australia, Kanada, dan Selandia Baru.
Setelah Trump bersikeras mempertahankan keputusannya sendiri untuk membahas soal intelijen dengan pihak Rusia dalam sebuah pertemuan di Gedung Putih, Perdana Menteri Theresa May mengatakan pekan lalu bahwa Inggris akan terus berbagi info intelijen dengan AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News