"Tersangka sudah diinterogasi pada 7 Januari oleh tim jaksa dan BKA," ujar Kepolisian Investigasi Federal Jerman atau Bunderkriminalamt (BKA).
"Dia mngaku terhadap tuduhan yang dilayangkan kepadanya, dan menyebutkan informasi lain yang membantu kepolisian," lanjutnya, seperti dinukil dari kantor berita UPI, Selasa 8 Januari 2019.
Awal bulan ini, otoritas Jerman mengumumkan adanya seorang peretas yang telah membocorkan data surat elektronik, alamat rumah, nomor telepon, detail rekening bank, serta kartu identitas milik ratusan politikus, partai politik, jurnalis, komedia hingga musisi.
Dari ratusan hingga hampir 1.000 yang terkena peretasan, terdapat nama-nama petinggi seperti Kanselir Angela Merkel dan pemimpin Partai Hijau Robert Habeck. Hanya Partai Alternatif untuk Jerman yang tidak terkena peretasan.
Baca: Data Ratusan Politikus Jerman Dicuri, Termasuk Merkel
Georg Ungefuk, juru bicara kantor kejaksaan Frankfurt, mengatakan bahwa tersangka, yang tinggal di Hesse bersama orang tua, meretas data orang-orang yang telah membuatnya "marah." Dia mengatakan polisi menangkap tersangka pada Minggu 6 Januari, namun kemudian dibebaskan karena dianggap tidak membahayakan.
Presiden BKA Holger Munch menyebut tersangka tidak memiliki keterkaitan dengan ekstremisme. Karena alasan ini, BKA tidak menganggap peretasan ini sebagai kejahatan politik.
Wakil Menteri Dalam Negeri Jerman Stephan Mayer mengatakan jaringan komputer pemerintah tidak terkena target serangan pelaku.
"Satu hal positif dari kasus ini adalah jaringan komputer pemerintah tidak terkena dampak dari serangan peretas," ungkap Mayer. "Tapi jelas, kami di pemerintahan federal, perlu meningkatkan keamanan di dunia maya," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News