"Tapi ia ada ketertarikan ke arah situ. Namun, tak ada bukti bahwa ia melakukan serangan tersebut di bawah kendali ISIS," sebut pernyataan resmi dari Kepolisian Inggris, seperti dikutip Reuters, Selasa 28 Maret 2017.
Masood melaju kencang dengan mobil yang dikendarainya dan seketika menabrak kerumunan pejalan kaki di Jembatan Westminster, depan Gedugn Parlemen Inggris, Rabu 22 Maret 2017.
Setelah berhasil melukai beberapa polisi, Masood berhasil dilumpuhkan dengan ditembak mati.
Setelah diselidiki lebih dalam, Masood mengawali serangannya dengan berkirim pesan melalui aplikasi WhatsApp.
Namun, pesan dari dan ke Masood ini dikunci di mana hanya bisa dilihat dan diakses oleh sang pengirim dan penerima pesan.
Koordinator nasional senior untuk kontra-terorisme Inggis, Neil Basu mengatakan, tidak ada bukti bahwa Masood tergabung dalam kelompok radikal mana pun seperti ISIS atau Al Qaeda.
"Metode serangannya didasarkan pada kecanggihan yang masih bisa kami temukan, teknologi yang rendah dan biaya yang rendah pula," kata Basu, dalam sebuah pernyataan.
Saat ini, belasan orang telah dibebaskan. Sementara, pria berusia 58 tahun tetap ditahan dan seorang wanita berusia 32 tahun dibebaskan dengan jaminan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News