Sejauh ini, korban tewas ledakan mencapai 80 orang, dan lebih dari 300 lainnya terluka.
"Informasi yang saya terima saat ini adalah ada kerusakan material di Kedubes Prancis, dan juga di Kedubes Jerman," kata Menteri Urusan Eropa Prancis Marielle de Sarnez kepada radio Europe 1.
De Sarnez mengaku belum mendapat detail lainnya mengenai kemungkinan korban tewas atau luka dari jajaran staf kedubes.
Sementara itu Kementerian Luar Negeri Indonesia mengonfirmasi tidak ada WNI yang menjadi korban dalam ledakan di Kabul. Menurut keterangan juru bicara Kemenlu RI Arrmanatha Nasir, ledakan bom terjadi sekitar dua kilometer dari KBRI Kabul.
"Indonesia mengutuk serangan bom yang terjadi di dekat kompleks Diplomatik di Kabul, Afghanistan, yang menurut informasi otoritas setempat telah mengakibatkan setidaknya 80 orang meninggal dan sekitar 380 lainnya luka-luka," ujar Arrmanatha.
Hingga saat ini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan di Kabul. Namun ledakan terjadi saat kelompok militan Taliban meningkatkan operasi tahunan mereka yang dikenal dengan nama "ofensif musim semi."
Grup ekstremis Islamic State (ISIS) juga pernah mengklaim beberapa pengeboman di ibu kota Afghanistan di masa lalu, termasuk yang menghantam konvoi NATO dan menewaskan delapan orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News