Menurut Moskow, banyak inkonsistensi dalam laporan tersebut.
"Bahkan dari membaca sekilas saja sudah terlihat banyak inkonsistensi, ketidaksesuaian, dan menggunakan keterangan banyak saksi meragukan serta bukti-bukti yang belum dapat diverifikasi," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Rusai Sergei Ryabkov kepada kantor berita Interfax, Jumat 27 Oktober 2017.
Ryabkov mencurigai ada sejumlah negara yang berusaha menggunakan laporan terbaru PBB ini untuk "menerapkan isu geopolitik masing-masing di Suriah."
Ia menambahkan Rusia akan mengkaji lebih jauh laporan ini dan merilis sebuah respons resmi dalam waktu dekat.
Lebih dari 80 orang tewas pada 4 April usai gas sarin ditembakkan ke Khan Sheikhun, kota yang dikuasai pemberontak di provinsi Idlib.
Suriah dan sekutunya, Rusia, menduga sebuah senjata pemberontakan mungkin telah meledak di Khan Sheikhun dan memicu keluarnya gas sarin. Namun panel PBB mengonfirmasi sejumlah laporan negara Barat bahwa Suriah adalah dalang serangan.
Laporan terbaru muncul saat Amerika Serikat memperbarui peringatan mereka bahwa Assad tidak memiliki peran apapun untuk masa depan Suriah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News