Pameran tahun ini dibuka langsung Kanselir Jerman Angela Merkel dan Perdana Menteri Swedia, Stean Löfven, pada 31 Maret. Swedia merupakan Negara Mitra Hannover Messe 2019.
Membuka Pameran, Kanselir Merkel menggarisbawahi pentingnya peranan artificial intelligence (AI) untuk kemajuan industri 4.0. "AI akan menopang Revolusi Industri Keempat, dan untuk itu strateginya perlu terus dikembangkan," tegas Kanselir Merkel, dalam keterangan tertulis KBRI Berlin yang diterima Medcom.id, Selasa 2 April 2019.
Ditambahkan pula bahwa selain AI, peran jaringan 5G bagi Industi 4.0 juga menjadi perhatian Jerman. Bagi Jerman, standar 5G harus dikaji secara utuh dan menyeluruh terutama dari sisi keamanannya. Adapun pabrikan atau penyedia teknologinya bisa dari negara mana saja.
Jerman dan UE saat ini tengah menyusun standar jaringan 5G yang tepat bagi Eropa.

Kanselir Jerman Angela Merkel membuka Hannover Messe 2019. (Foto: KBRI Berlin)
Sementara itu, PM Löfven memuji kecanggihan industri Jerman yang berhasil mengembangkan teknik otomasi, sistem siber, dan cognitive computing. "Dahulu teknologi-teknologi ini hanya sebatas kemungkinan. Tapi saat ini menjadi syarat standar bagi para perusahaan yang ingin mempertahankan posisinya di dunia industri global," ungkapnya.
Sebagai negara mitra Hannover Messe 2019, Swedia membawa 160 perusahaan untuk menjalin kemitraan bisnis dengan perusahaan dari negara lainnya. Setiap tahunnya, pameran ini rata-rata dihadiri sekitar 6.500 peserta dan 300 ribu pengunjung dari 75 negara.
Kehadiran Kepala BKPM dalam Hannover Messe 2019 yang mewakili Menteri Perindustrian RI memiliki arti tersendiri bagi Indonesia. Di sela-sela pameran yang berlangsung sampai 5 April mendatang ini, akan dilakukan serah terima Negara Mitra Hannover Messe dari Swedia ke Indonesia. Indonesia telah terpilih menjadi negara mitra untuk penyelenggaraan pameran tahun 2020. Indonesia adalah perwakilan pertama dari ASEAN untuk menjadi negara mitra pameran Hannover Messe.
Menghadiri pameran tahun ini, Kepala BKPM melihat secara langsung banyaknya inovasi teknologi di bidang energi, teknologi berkelanjutan dan otomasi produksi. Selain itu, Thomas juga bertemu Dirjen UNIDO (United Nations Industrial Development Organization) yang membahas kerja sama investasi dan industri.
Thomas menyatakan bahwa Indonesia siap bekerja sama dengan UNIDO di bidang peningkatan kemampuan sumber daya manusia industri dan teknologi. Kerja sama tersebut antara lain diwujudkan melalui pengembangan pendidikan vokasi. Dirjen UNIDO mendukung gagasan tersebut dan akan menindaklanjutinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News