Polisi Prancis cari pelaku serangan di Charlie Hebdo (Foto: AP)
Polisi Prancis cari pelaku serangan di Charlie Hebdo (Foto: AP)

Polisi Prancis Keluar Masuk Desa Cari Pelaku Serangan Charlie Hebdo

Fajar Nugraha • 09 Januari 2015 11:46
medcom.id, Paris: Kepolisian Prancis menyusuri wilayah pedesaan guna memburu pelaku penyerangan kantor Charlie Hebdo. Said dan Cherif Kouachi masih bebas berkeliaran usai melarikan diri.
 
Said dan Cherif dikabarkan terlihat di Desa Villers-Cotterets pada Kamis (8/1/2015). Setelah laporan itu, polisi pun langsung bergerak menuju wilayah tersebut. Waspada teroris pun diperluas dari Paris hingga ke Picardie, sebuah wilayah di mana desa itu berada.  
 
Di desa kecil Fleury, polisi bersenjata lengkap berjaga-jaga di sebuah rumah di saat anggota lainnya melakukan penggeledahan. Dengan tenang, mereka melakukan penyisiran dari pintu ke pintu.

Operasi yang berlangsung itu menunjukkan porsi kecil dari 88 ribu dari personel keamanan yang dimobilisasi oleh Kementerian Dalam Negeri Prancis. Mereka disebar ke seluruh Prancis usai serangan terhadap Charlie Hebdo yang menewaskan 12 jiwa.
 
"Sembilan orang sudah dalam tahanan saat ini dan polisi sudah menginterogasi 90 saksi," ujar Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve, seperti dikutip AFP, Jumat (9/1/2015).
 
Di saat dua pelaku penyerangan masih melarikan diri, seorang tersangka lain sudah menyerahkan diri di Kota Charleville-Meziere. Hamyd Mourad dikabarkan bersikap kooperatif selama penangkapannya.
 
Sementara Perdana Menteri Perancis Manuel Valls mengatakan bahwa Said dan Cherif Kouachi tersebut diketahui pihak intelijen. Pihak berwenang Perancis mengatakan mereka bersenjata dan berbahaya.
 
Ketegangan pun masih tampak di Paris di saat Prancis memulai hari berkabung nasional. Warga pun tampak memberikan penghormatan terhadap korban tewas.
 
Penyerangan brutal terhadap majalah Charlie Hebdo menewaskan 12 orang, termasuk beberapa editor dan pelukis kartun ternama di Paris. Aksi terorisme ini diduga terkait kecaman pada Charlie Hebdo, yang dinilai sebagian pihak menggunakan alasan kebebasan berekspresi secara berlebihan.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan