Pernyataan Rusia ini dikeluarkan di saat ketegangan antara Negeri Beruang Merah dengan Turki meningkat tajam, setelah ditembaknya pesawat jet tempur Rusia oleh pihak Turki. Penembakan pada Selasa (24/11/2015) itu menewaskan satu orang pilot Rusia dan satu lainnya selamat.
"Kami akan berusaha untuk tetap menjauhkan teroris dan militan dari Perbatasan Turki, tetapi sayangnya, mereka selalu berada di wilayah Suriah yang berdekatan dengan perbatasan Turki," ujar Juru Bicara Istana Kremlin Dmitry Peskov, seperti dikutip Reuters, Rabu (15/11/2015).
"Operasi Rusia akan tetap berlanjut tanpa keraguan," jelasnya.
Sebelumnya Turki menegaskan pesawat Rusia SU-24 keluar masuk ke wilayah udara mereka. Selama 10 dalam waktu 5 menit, Turki sudah memberikan peringatan. Pada akhirnya, pihak berwenang Turki menembak jatuh pesawat yang diawaki dua pilot itu.
Satu pilot dikabarkan tewas usai melontar dari kursi penyelamat, namun ditembak oleh pasukan pemberontak Suriah. Sementara pilot kedua berhasil diselamatkan oleh pasukan komando Suriah, setelah keluar dari kursi pelontar.
Akibat insiden ini, kedua negara saling memanggil perwakilan diplomatik masing-masing negara. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bahkan sampai membatalkan kunjungan ke Turki pada hari ini, dan pihak Kementerian Pertahanan Rusia tengah mempersiapkan langkah untuk merespons insiden serupa.
Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan Presiden Prancis Francois Hollane melakukan pertemuan di Washington serta mendesak agar kedua negara menghentikan eskalasi ketegangan. Sementara Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, mereka siap mendukung Turki sebagai bentuk solidaritas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id