Pemakzulan ini bermula dari kecaman para anggota parlemen Inggris terhadap usul May atas Rancangan Undang-Undang (RUU) mengenai proses mundurnya Inggris dari Uni Eropa serta wacana tentang perlunya mengadakan referendum kedua untuk keluar dari organisasi regional tersebut.
May juga menawarkan pengaturan perdagangan yang lebih erat dengan Uni Eropa sebagai insentif. Dia menyebut penawaran tersebut kesempatan terakhir untuk menyelesaikan masalah Brexit.
Dilansir dari BBC, Kamis 23 Mei 2019, May menyerukan agar para anggota parlemen mendukung RUU yang diusulkan dirinya dan mengeluarkan peringatan bahwa penolakan akan mengarah para perpecahan.
Sementara itu, adanya pengunduran diri dari Leadsom juga membuat tekanan pemakzulan terhadap May semakin kuat.
Leadsom, yang berasal dari Partai Konservatif, juga tidak setuju terkait usulan dan ide-ide May terkait keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Pengunduran diri Leadsom adalah yang ke-36 kalinya seorang menteri di bawah kepemimpinan May keluar dari kabinet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News