"Saya akan berbicara dengan pemimpin negara Uni Eropa untuk tidak menyetujui perpanjangan Brexit," kata Johnson, dikutip dari Guardian, Rabu 23 Oktober 2019.
Permintaan perpanjangan Brexit ini terjadi usai mantan menteri kabinet sebelumnya dari Partai Tory (sebutan lain Partai Konservatif) Phillip Hammond dan Rory Stewart bergabung dengan Partai Buruh.
Presiden Dewan Eropa Donald Tusk telah menyarankan agar Brexit ditunda tiga bulan lagi. Namun, saran ini ditolak mentah-mentah oleh Johnson.
"Kami menghadapi sesuatu yang tidak pasti dan Uni Eropa harus memutuskan bagaimana menanggapi permintaan parlemen untuk penundaan proses Inggris keluar dari blok ini," tutur Johnson.
Parlemen Eropa telah menandatangani persetujuan perjanjian antara Inggris dan eksekutif Uni Eropa pada pertemuan puncak di Brussel, pekan lalu. Namun, ada beberapa parlemen Inggris menentang upaya Perdana Menteri Boris Johnson untuk meratifikasi kesepakatan dengan cepat.
PM Johnson dan timnya berusaha merayu sejumlah pemberontak dari Partai Buruh, mantan Konservatif dan juga Brexiteer agar perjanjian Brexit dapat diloloskan parlemen.
Seperti sebelumnya, PM Johnson mengulangi kembali tekadnya bahwa Brexit akan tetap terjadi pada 31 Oktober mendatang, dengan atau tanpa perjanjian.
Brexit, atau Britain Exit, adalah istilah untuk keluarnya Inggris dari keanggotaan UE. Isu ini bergulir usai digelarnya referendum Brexit pada 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News