Hal ini disampaikan pejabat senior Rusia kepada koran Kommersant. Dilansir dari Haaretz, Rabu 25 April 2018, Rusia selama ini tunduk pada tekanan Israel untuk tidak menyuplai S-300 ke Suriah.
Tekanan ini dilakukan Israel karena kekhawatiran rudal tersebut bisa menjadi ancaman bagi mereka. Namun, Rusia melanggarnya karena serangan koalisi AS ke negara sekutunya.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa dia belum memutuskan untuk mengirim sistem rudal ini ke Suriah. "Namun, jika memang akan mengirimnya, kita tidak akan merahasiakan hal tersebut," kata Lavrov.
Dia mengatakan akan menunggu keputusan resmi dari Presiden Rusia Vladimir Putin dan perwakilan Suriah.
Sementara itu, Kremlin menolak memberikan komentar mengenai pemasokan rudal S-300 ke Suriah. Namun, mereka mengatakan bahwa serangan rudal Barat terhadap Suriah memperburuk situasi.
"Serangan itu memperburuk situasi di sekitar Suriah dan menggagalkan proses perdamaian di sana," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Kommersant melaporkan Israel akan bereaksi negatif pada hal tersebut. Bahkan, mereka kemungkinan mengebom arena tempat sistem rudal akan dikerahkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News