Alex van der Zwaan yang berbasis di London, 33, dijatuhi hukuman penjara 30 hari dan denda USD20.000. Vonis dijatuhkan usai dirinya mengaku berbohong kepada para penyelidik tentang pertemuannya dengan mantan asisten Presiden AS Donald Trump, Rick Gates.
Dilansir The Week, Rabu 4 April 2018, kantor berita BBC melaporkan Van der Zwaan merupakan "menantu laki-laki dari salah satu orang terkaya di Rusia", yang sebelumnya bekerja untuk firma hukum internasional Skadden, Arps, Slate, Meagher & Flom.
Firma hukum ini mewakili mantan kepala kampanye Trump, Paul Manafort, dan mantan mitra bisnisnya Rick Gates ketika mereka bekerja sebagai konsultan politik di Ukraina. Dilaporkan bahwa mereka bekerja sama dalam penyelidikan Mueller.
Kantor berita CNN menyebut para investigator sedang menyelidiki "komunikasi Van der Zwaan dengan Gates dan seseorang yang terhubung dengan intelijen Rusia" sebagai bagian dari penyelidikan saat ini.
Baca: Trump Tegaskan Tidak Ada Kolusi dengan Rusia
Dalam pengaduan pengadilan tentang vonis Van der Zwaan pekan lalu, tim Mueller mengatakan bahwa pengacara itu dan Gates berhubungan dengan seorang rekan yang hanya disebut bernama "Pria A." Sosok misterius ini disebut sebagai mantan mata-mata Rusia dengan sayap intelijen militer Moskow, GRU.
Sementara "Pria A" tidak dapat diidentifikasi, situs berita Guardian melaporkan deskripsi dalam pengaduan pengadilan merujuk atau menyamai "Konstantin Kilimnik, mantan ahli bahasa militer Rusia" yang mengoperasikan kantor Manafort di Kiev sejak 2014.
Van der Zwaan sebelumnya terancam hukuman penjara hingga lima tahun dengan denda hingga USD250.000 atas dugaan berbohong kepada investigator.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News