Di tengah kekhawatiran sektor keamanan, warga Prancis akan membuat pilihan mereka antara kandidat pro Uni Eropa dan calon presiden sayap kanan yang ingin mengikuti Brexit ala Inggris.
Seperti dikutip Sky News, pilihan di kertas suara adalah antara Emmanuel Macron, mantan bankir dengan visi Eropa, dan Marine Le Pen lewat kebijakan anti-imigran "Prancis Terlebih Dahulu."
Hari terakhir sebelum pemilu dibayang-bayangi laporan bahwa partai En Marche! milik Macron mengalami serangan peretasan "masif dan terkoordinasi."
Dokumen kampanye serta informasi finansial, profesional dan personal milik En Marche! muncul ke publik. En Marche! menilai ini sebagai usaha "destabilisasi demokrasi" yang didesain untuk melemahkan peluang Macron.
Badan pengawas di Prancis menginvestigasi peretasan tersebut, namun juga merespons klaim dari kubu Le Pen bahwa ada sejumlah kertas suara yang sudah dicurangi.
Jajak pendapat di Prancis terbukti akurat dalam pemilu putaran pertama, di mana Macron unggul darii Le Pen. Angka popularitas Macron semakin meningkat setelah acara debat di televisi yang diwarnai aksi melempar tuduhan dan saling serang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News