Ayah Le Pen, Jean-Marie Le Pen, bahkan mengatakan putrinya tak pantas memimpin Prancis.
"Menjadi seorang presiden harus mempunyai kualitas lain," ujar Jean-Marie, seperti dikutip Washington Post, Senin 8 Mei 2017.
Le Pen kalah telak dalam pemilu Prancis, dengan hanya memperoleh 35 persen suara. Sedangkan rivalnya, Emmanuel Macron, mendapatkan 65 persen.
Jean-Marie beranggapan, kampanye Le Pen di salah satu stasiun televisi Prancis sangat mengecewakan. Performa Le Pen dinilai buruk karena melemparkan kritik pribadi terhadap Macron.
.jpg)
Marine Le Pen. (Foto: AFP)
Sementara itu, Jean-Marie menyebut bahwa cucunya, Marion Marichal Le Pen, justru lebih pantas untuk maju sebagai salah satu kandidat presiden. Marion diketahui sudah aktif menjadi anggota parlemen Partai Front Nasional sejak usia 22 tahun.
"Sayangnya, usianya belum cukup untuk mencalonkan diri. Saat ini ia baru berusia 28 tahun," tutur Jean-Marie lagi.
Memburuknya hubungan ayah dan anak -Jean Marie dan Le Pen- dimulai sejak Le Pen mendepak Jean-Marie dari keanggotaan Front Nasional pada 2015 akibat pernyataan kontroversial Holocaust.
Sampai saat ini, Jean-Marie masih tak mengerti mengapa Le Pen mendepaknya hanya karena komentar soal Holocaust.
Namun, ia mengaku pernah menghubungi Le Pen saat pemilu putaran pertama. Lewat e-mail, ia mengucapkan selamat kepada putrinya yang lolos ke putaran kedua. Tetapi, sampai saat ini Le Pen belum merespons ucapan sang ayah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News