Para WNA itu disebutkan otoritas Sri Lanka berasal dari Inggris, Belanda, Amerika Serikat dan lainnya. Hingga saat ini, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan di Sri Lanka.
Perdana Menteri Inggris Theresa May menilai delapan ledakan di Colombo dan sekitarnya sebagai peristiwa yang "sangat mengerikan."
"Simpati terdalam saya sampaikan kepada mereka semua yang terkena dampak tragedi ini," ungkap PM May, dilansir dari laman AFP.
"Kita semua harus bersatu untuk memastikan tidak ada satu orang pun yang merasa takut saat beribadah," lanjut dia.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut rentetan ledakan di Sri Lanka sebagai serangan teroris. "Kami selalu siap membantu!" tegas Trump di Twitter.
Paus Fransiskus mengaku bersedih atas ledakan di Sri Lanka. Ungkapan kesedihan disampaikannya dalam misa Paskah di Vatikan.
"Saya ingin mengekspresikan kedekatan saya dengan komunitas Kristen, yang diserang saat sedang beribadah, dan juga kepada semua korban kekerasan semacam itu," tutur Fransiskus.
Gereja Katolik di Yerusalem mengungkapkan pernyataan senada. "Kami berdoa untuk jiwa para korban tewas, dan berharap para korban luka dapat segera disembuhkan. Kami juga meminta Tuhan untuk membuat para teroris bertobat atas aksi intimidasi dan pembunuhan yang telah mereka lakukan," ungkapnya.
Seperti Trump, PM Australia Scott Morrison juga menyebut ledakan di Sri Lanka masuk kategori terorisme. "Saat paskah dirayakan di sini di Australia, kami turut berduka untuk sesama umat Kristiani tak berdosa yang dibantai hari ini dalam serangan teroris," sebut PM Morrison.
Selandia Baru, negara yang belum lama ini dilanda aksi terorisme, mengaku turut merasakan kesedihan masyarakat Sri Lanka. "Selandia Baru mengutuk segala bentuk terorisme, dan tekad kami diperkuat setelah terjadinya serangan di tanah kelahiran kami pada 15 Maret. Kami sedih saat mengetahui ada serangan di Sri Lanka, yang dilakukan saat orang-orang sedang berada di gereja dan hotel," kata PM Selandia Baru Jacinda Ardern.

Kingsbury Hotel di Colombo rusak diguncang bom. (Foto: AFP)
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, "kebencian berbasis agama dan intoleransi yang memperlihatkan diri mereka hari ini tidak boleh dibiarkan menang."
"Sangat mengejutkan saat mengetahui orang-orang yang berkumpul untuk merayakan paskah dijadikan target secara sengaja dalam serangan ini," lanjutnya, dalam pernyataan yang dirilis juru bicara Merkel.
Imam Besar Masjid Al-Azhar Mesir Sheikh Ahmed al-Tayeb mengutuk keras serangan "teroris" yang terjadi di Sri Lanka. "Saya tidak dapat membayangkan ada orang yang sengaja menyerang umat beragama di hari raya," ucapnya via Twitter.
"Jalan pikiran para teroris ini bertentangan dengan semua ajaran agama," pungkas Sheikh Ahmed al-Tayeb.
Baca: Kepolisian Sri Lanka Endus Ancaman Bom Bunuh Diri
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News