Penyadapan dilakukan kepada mantan Presiden Jacques Chirac, mantan Presiden Nicolas Sarkozy dan Presiden Prancis saat ini, Francois Hollande. Juru Bicara WikiLeaks, Kristinn Hrafnsson mengatakan bahwa dokumen tersebut diyakini keasliannya.
Dokumen-dokumen ini dirilis bersama dengan harian Liberation dan situs investigasi Mediapart di Prancis.
Juru Bicara Presiden Hollande, Claudine Ripert-Landler mengatakan, Hollande akan membahas masalah ini dengan Dewan Pertahanan mengenai informasi yang diterima. Setelah pertemuan itu, Hollande baru akan mengambil tindakan yang dirasa diperlukan. Demikian diberitakan Associated Press, Rabu (24/6/2015).
Sementara ajudan dari pendahulu Hollande, Nicolas Sarkozy juga mengeluarkan komentar mengenai dokumen WikiLeaks tersebut. Menurutnya, metode yang dilakukan oleh NSA tidak dapat diterima, terutama dilakukan oleh sekutu.
Sejak bocor pertama kali pada 2013, oleh mantan kontraktor NSA, Edward Snowden, menunjukkan bahwa AS melalui NSA menyadap telepon seluler pemimpin negara sekutu. Yang paling menghebohkan adalah penyadapan terhadap Kanselir Jerman Angela Merkel.
Sementara Hollande sendiri pernah membahas masalah NSA ini dengan Presiden Barack Obama saat melakukan kunjungan ke AS. Keduanya pun sudah memahami perbedaan pendapat yang terjadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News