Kandidat Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam adanya dugaan serangan peretasan (Foto: AFP).
Kandidat Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam adanya dugaan serangan peretasan (Foto: AFP).

Macron Kecam Serangan Peretasan Sebelum Pilpres Prancis

Fajar Nugraha • 06 Mei 2017 11:54
medcom.id, Paris: Kandidat Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam adanya dugaan serangan peretasan terkoordinir dan dalam skala besar.
 
Serangan ini menurut Macron diarahkan kepada kampanyenya, tepat 24 jam menjelang pemungutan suara Pilpres Prancis pada 7 Mei esok. Hal tersebut terungkap setelah munculnya dokumen internal dari kantor kampanye Macron secara online.
 
Menurut staf Macron, rilis ribuan dokumen email, pembukuan dan data lainnya merupakan percobaan untuk memicu ketidakstabilan demokrasi. Hal ini serupa yang dialami dalam Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS).
 
Dokumen-dokumen ini menyebar di sosial media pada Jumat 5 Mei malam, di saat Macron dan lawannya, Marine Le Pen merampungkan kampanye. Kubu Macron menyebut penyebaran tersebut tidak dapat diterima dalam kampanye Pilpres Prancis.
 
Tim kampanye kandidat berusia 39 tahun itu menyebutkan bahwa data-data ini dibobol beberapa minggu lalu saat Partai En Marche, menderita peretasan pada email pribadi dan kantor. Ini merupakan rangkaian serangan siber terhadap Macron sejak awal kampanye.
 
"Jelas sekali bahwa dokumen-dokumen yang muncul dari peretasan menunjukkan sesuai dengan hukum dan menunjukkan fungsi normal dari kampanye presiden," ujar seorang ajudan Macron dalam pernyataannya, seperti dikutip AFP, Sabtu 6 Mei 2017.
 
Situs WikiLeaks pun memperlihatkan sebuah tautan pada Twitter, untuk mengunduh dokumen tersebut. Mereka juga menyatakan tidak bertanggungjawab atas kebocoran ini namun melakukan pemeriksaan asal dari peretasan.
 
Kekhawatiran keamanan
 
Dugaan peretasan ini muncul di saat hari terakhir kampanye yang dipenuhi kekacauan. Terutama setelah pihak keamanan menyuarakan kekhawatiran, setelah penangkapan seorang ekstrimis.
 
Seorang anggota kepolisian menembak mati seorang simpatisan kelompok Islamic State (ISIS) di Champs-Elyees, Paris. Kemudian mereka melakukan penangkapan terhadap tersangka militan di dekat pangkalan udara militer.
 
"Senjata api ditemukan, termasuk juga tulisan yang menandakan sumpah setia kepada ISIS, setelah penangkapan di Evreux," tutur seorang sumber keamanan Prancis, kepada AFP.
 
Tersangka yang ditangkap adalah seorang pria berusia 34 tahun. Dia ditangkap pada Jumat 5 Mei, setelah polisi menemukan mobilnya di dekat pangkalan udara militer.
 
Diharapkan tidak ada gangguan dalam Pilpres Prancis kali ini. Pihak keamanan pun terus siaga di sudut-sudut kota di Prancis.
 
Sementara polisi pada Jumat menunjukkan Macron terus meraih momentum dengan perkiraan akan memenangkan pemilu. Dukungan untuk Macron mencapai 62 persen dibandingkan Le Pen yang hanya meraih 38 persen.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan