Lapangan Santo Markus, salah satu area ternama di Venesia, telah ditutup untuk semua orang. Semua sekolah di Venesia juga masih ditutup untuk hari ketiga.
Dikutip dari BBC, transportasi kapal wisata ternama di Venesia -- Vaporetti -- juga tidak beroperasi.
Gelombang 187 cm pada Selasa kemarin merupakan yang tertinggi di Venesia, Italia, dalam lebih dari 50 tahun terakhir. Banjir akibat gelombang tinggi itu merusak sejumlah monumen, pertokoan dan rumah di Venesia. Lebih dari 80 persen area di Venesia dilanda banjir.
Otoritas Venesia telah mendeklarasikan status darurat. Venesia adalah salah satu situs warisan budaya dunia versi UNESCO.
Dalam status darurat ini, warga yang rumahnya terkena dampak banjir akan mendapat kompensasi UER5000 atau setara Rp77 juta. Sementara tempat usaha akan mendapat EUR20 ribu (setara Rp310 juta).
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte menyebut banjir di Venesia sebagai "pukulan telak ke jantung negara kita." Dia mengatakan pemerintah akan bertindak cepat untuk menyediakan dana dan sumber daya.
Wali Kota Luigi Brugnaro menilai perubahan iklim sebagai penyebab terjadinya banjir di Venesia.
"Ini adalah dampak dari perubahan iklim. Gelombang setinggi 187 cm akan membuat kerusakan parah," tukasnya. Gelombang tinggi di pesisir Venesia biasa disebut warga lokal sebagai "acqua alta."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News