"Deteksi sejumlah kecil kasus virus korona dapat mengindikasikan penularan yang lebih luas di negara lain. Dalam kata lain, kita mungkin baru melihat puncak dari sebuah gunung es," tuturnya di Twitter, Senin 10 Februari 2020.
Dilansir dari Strait Times, Tedros menuturkan darurat kesehatan masyarakat terus berkembang. Dia mendesak agar semua negara bersiap menghadapi kemungkinan penyebaran virus yang semakin meluas.
Tedros mengatakan, kini dana bantuan korona dari pendonor sudah mulai terkumpul dan akan diberikan pada negara-negara rentan. Namun, jumlahnya belum mencapai tujuan awal, yakni USD675 juta atau sekitar Rp9,2 triliun.
Sementara itu, para pakar WHO telah berangkat ke Beijing untuk menyelidiki wabah virus korona di sana. Mereka datang setelah adanya kesepakatan yang disepakati Tiongkok dan WHO pada akhir Januari lalu.
Kala itu, Tedros melakukan pembicaraan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dan sejumlah menteri untuk mengirim misi internasional. Namun, butuh waktu hampir dua pekan untuk mendapat lampu hijau dari pemerintah.
Per hari ini, angka kematian akibat 2019-nCoV melonjak hingga ke angka 900. Jumlah korban tewas ini jauh melampaui wabah Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS) yang menewaskan 774 orang di sejumlah negara pada 2002-2003.
Berdasarkan data terbaru Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok, kematian akibat virus korona nCoV di Negeri Tirai Bambu kini mencapai 902 orang. Sementara kematian di luar Tiongkok tercatat ada dua, yakni masing-masing satu kasus di Filipina dan Hong Kong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News