Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov menolak hasil penyelidikan dari Badan Keselamatan Belanda (DSB) itu.
"Sangat disesalkan, meskipun Rusia sudah berusaha untuk mengorganisir penyelidikan yang komprehensif dan tidak bias, justru muncul upaya untuk menarik kesimpulan yang bias serta didasarkan kepentingan politik," sebut Ryabkov, seperti dikutip Mirror, Rabu (14/10/2015).
Namun pihak Gedung Putih mengatakan laporan ini adalah batu loncatan untuk meraih keadilan bagi para korban.
"Amerika Serikat (AS) akan tetap mendukung upaya membawa yang bertanggungjawab ke meja pengadilan," pernyataan pihak AS.
"Penilaian kami tidak berubah, MH17 ditembak jatuh oleh rudal darat ke udara dari wilayah yang dikendalikan pihak separatis, di Ukraina timur," imbuh pernyataan itu.
Pada Selasa (13/10/2015) Pemerintah Belanda akhirnya merilis fakta Pesawat Malaysia Airlines MH17 jatuh dihantam rudal buatan Rusia.
Direktur Badan Keselamatan Belanda Tjibbe Joustra menyebutkan pesawat dihantam oleh rudal Buk buatan Rusia. Hal ini dikatakannya berdasarkan teknologi militer Rusia.
Namun pemerintah Rusia yang turut dalam operasi mengaku tak bisa memastikan tipe rudal yang menghantam pesawat. Meski memastikan rudal itu buatan Rusia, Joustra tidak menyebutkan siapa pelaku di balik serangan roket itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News