Selain di Paris, unjuk rasa Rompi Kuning (gilets jaunes) juga digelar di beberapa kota lain secara serentak.
Dilansir dari BBC, Minggu 17 November 2019, gas air mata dan meriam air digunakan aparat keamanan di Paris untuk membubarkan ratusan ribu demonstran yang membanjiri sejumlah ruas jalan utama.
Mengenakan masker hitam, banyak demonstran yang membuat barikade di beberapa titik di kota Paris. Mereka juga merusak sejumlah bank, membakar tempat sampah dan melempari batu ke arah polisi.
Hingga Sabtu malam, polisi mengaku telah menangkap 147 orang dari seantero wilayah ibu kota.
Aksi protes rompi kuning berskala nasional digelar untuk menyampaikan pesan kepada pemerintahan Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang dituduh telah mengabaikan kebutuhan dasar warga biasa.
Gerakan rompi kuning dimulai kali pertama pada November tahun lalu atas kecaman penaikan harga bahan bakar minyak. Aksi protes terus berlanjut meski penaikan ditunda, dan tuntutan massa meluas menjadi kecaman terhadap nilai upah, tingginya biaya hidup dan kesenjangan sosial.
Macron berusaha meredam rompi kuning dengan menjanjikan pemangkasan pajak dan reformasi serta dana pensiun yang lebih tinggi. Namun banyak pengunjuk rasa yang menilai itu semua belum cukup.
"Kami hadir di sini dan turun ke jalan, tak peduli Macron menyukainya atau tidak," teriak para pedemo di Paris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News