Mengenakan rompi kuning, puluhan demonstran -- yang menuduh Presiden Emmanuel Macron hanya mementingkan orang kaya -- berkumpul sejak subuh di Champs-Elysees. Sabtu pekan kemarin, bentrokan antara pengunjuk rasa dan petugas terjadi di lokasi tersebut.
"Kami datang ke Paris agar didengar pemerintah," ujar seorang pedemo, Herve Henoit, seperti dikutip dari kantor berita AFP. Ia datang bersama tiga temannya dari wilayah Dordogne.
Dia meminta pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan menaikkan pajak untuk kalangan menengah ke atas. Sejak subuh hingga pukul 08.40 waktu Paris, aparat telah menangkap 278 orang.
Sekitar 8.000 polisi dikerahkan untuk mengamankan unjuk rasa hari ini. Mereka memeriksa semua orang di sejumlah stasiun kereta api dan juga lokasi rawan seperti Champ-Elysees dan monumen Bastille.
Seorang sumber yang mengetahui operasi polisi mengatakan kepada AFP bahwa sedikitnya 34 orang ditangkap karena membawa masker, palu, ketapel dan bebatuan. Alat-alat itu diduga dibawa untuk melukai polisi.
Deretan pertokoan, musem, Menara Eiffel dan banyak stasiun kereta ditutup di sekitar pusat kota Paris menjelang unjuk rasa. Sejumlah pertandingan sepak bola dan konser musik juga dibatalkan.
Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner memprediksi hanya ada "beberapa ribu orang" dalam unjuk rasa kali ini. Pekan kemarin, ia menyebut ada beberapa individu "brutal" di tengah kerumunan demonstran.
Jumat malam kemarin, Perdana Menteri Edouard Philippe bertemu delegasi pengunjuk rasa "moderat" yang meminta warga untuk tidak ikut turun ke jalan. Juru bicara delegasi tersebut, Christophe Chalencon, mengatakan bahwa PM Prancis "telah mendengarkan dan berjanji menyampaikan desakan kami kepada presiden."
Harga diesel, jenis BBM yang banyak digunakan di mobil-mobil Prancis, meningkat sekitar 23 persen dalam 12 bulan terakhir menjadi 1,51 euro atau setara Rp25 ribu per liter. AFP melaporkan itu merupakan titik tertinggi sejak awal 2000-an.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News