Kapal perang Rusia berada dalam jarak yang terlalu dekat dengan kapal AS di Laut Mediterania. (Foto: Reuters)
Kapal perang Rusia berada dalam jarak yang terlalu dekat dengan kapal AS di Laut Mediterania. (Foto: Reuters)

Kapal Perang Rusia Bermanuver Agresif Dekat Angkatan Laut AS

Willy Haryono • 03 Juli 2016 18:00
medcom.id, Washington: Sebuah kapal perang Rusia melakukan manuver agresif dan tak beraturan dekat kapal Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) di Laut Mediterania. 
 
Menurut laporan militer AS, seperti dikutip express.co.uk, Sabtu (2/7/2016), ini merupakan insiden kedua bernuansa Perang Dingin yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. 
 
Komando Benua Eropa AS (EUCOM) mengatakan kapal Rusia bernama Yaroslav Mudry bermanuver dekat kapal bermuatan misil USS San Jacinto pada 30 Juni. EUCOM melaporkan kapal AS tidak berada dalam ancaman dan tetap berlayar sesuai rute dan kecepatan awal. 

"Namun jarak dengan Yaroslav Mudry sebelum kapal itu berbalik dari San Jacinto dapat dianggap sebagai manuver berisiko tinggi, tidak profesional dan bertolak belakang dengan aturan maritim internasional," ujar EUCOM. 
 
"Aksi ini dapat meningkatkan ketegangan antar negara, dan dapat berujung pada miskalkulasi serta kecelakaan berbahaya," sambungnya. 
 
Sejumlah insiden serupa antara Rusia dan AS terjadi dalam beberapa pekan terakhir, yang berlangsung baik di air maupun udara. 
 
Pada 17 Juni, Yaroslav Mudry berada dalam jarak 288 meter dari kapal AS USS Gravely. AS menyebut jarak ini "tidak aman dan tidak profesional." Kementerian Pertahanan Rusia membantah manuvernya berbahaya. 
 
Saat insiden terbaru terjadi, San Jacinto sedang melancarkan operasi melawan kelompok militan Islamic State (ISIS) di Irak dan Suriah bersama kapal tipe carrier USS Dwight D. Eisenhower. 
 
Dalam insiden lainnya pada April, AS mengatakan pesawat bomber Su-24 milik Rusia melakukan manuver simulasi serangan dekat USS Donald Cook di Laut Baltik. 
 
Menteri Luar Negeri AS pada saat itu mengatakan bahwa aksi pilot Rusia itu bersifat provokatif dan berbahaya, dan jika didasarkan pada "beberapa aturan negara, insiden itu dapat berujung pada penembakan pesawat."
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan