"Tidak ada kaitan langsung antara mereka yang menjadi target operasi Kamis (15/1/2015) malam (waktu Belgia) dengan mereka yang melakukan serangan terhadap kantor Charlie Hebdo dan sebuah toko kelontong khoser di Paris, pekan lalu," ujar pihak Kepolisian Belgia, seperti dikutip The Economist, Jumat (16/1/2015).
Namun pihak kepolisian menunjukkan kaitan yang lebih luas lagi antara insiden di Belgia dengan apa yang terjadi di Prancis. Pelaku penyanderaan di toko kelontong Yahudi atau kosher, Amedy Coulibaly, diyakini membeli senjata yang digunakannya di Brussels.
Selain itu, Belgia dikenal sebagai negara yang diyakini persentase warganya banyak turut berperang di Suriah dan Irak. Sebagian besar dari mereka bergabung dengan kelompok Islamic State (ISIS).
Penyelidikan dari pihak International Centre for the Study of Radicalisation Oktober 2014 lalu menyebutkan, jumlah warga Belgia yang ikut berperang di Suriah dan Irak mencapai 300 jiwa. 46 orang yang kembali ke Belgia dari Suriah, dikaitkan dengan kelompok Sharia4Belgium yang saat ini tengah diadili di Antwerp.
Kamis (15/1/2015) baku tembak terjadi setelah polisi melakukan penyisiran terhadap 10 alamat, yang diketahui sebagai tempat tinggal warganya yang baru saja kembali dari Suriah. Selain di Brussels penyisiran ini juga berlansung di Verviers dan beberapa kota lainnya di Belgia.
Dalam penyergapan ini, polisi Belgia berhasil menggagalkan plot teror. Selain menewaskan dua tersangka teror, polisi juga menangkap satu orang lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News