Forum diskusi yang diselenggarakan pada 1 April kemarin, bertempat di KBRI Den Haag ini juga bekerja sama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda.
"Selama masa studinya di Belanda, pelajar harus benar-benar memanfaatkan secara maksimal, bukan saja kualitas dan fasilitas pendidikan, tetapi juga kesempatan mengembangkan jejaring internasional," kata Duta Besar RI untuk Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja dalam sambutannya.
Dikutip dari keterangan tertulis Nuffic Neso kepada Metrotvnews.com, Kamis 6 April 2017, seorang wakil dari pemerintah Belanda, Peter Potman juga menekankan pentingnya people to people contact sebagaimana direalisasikan oleh mobilitas pelajar Indonesia ke Belanda dan sebaliknya, dalam memperkuat kerja sama bilateral dua negara.
Jumlah pelajar Indonesia di Belanda meningkat cukup tinggi di mana saat ini ada sekitar 2.400 pelajar Indonesia yang tentunya sangat potensial bagi perkembangan kedua negara dalam tataran kemitraan yang saling menguntungkan.
Para pelajar Indonesia di Belanda sepakat bahwa mereka harus memainkan peranan penting dan siap menjadikan prediksi bonus demografi bukan sebagai beban.
Bonus demografi sendiri kerap digaungkan akan dialami Indonesia pada 2030 di mana usia produktif lebih banyak dari usia non produktif.
Bonus demografi sebenarnya saat ini sedang berlangsung walaupun kulminasinya diprediksi akan terjadi pada 2030 mendatang. Kini, jumlah menengah cukup besar di mana keberhasilan Indonesia keluar dari krisis keuangan global karena tingginya komsumtifitas kelas menengah.
Kondisi kesehatan, tata kelola, kebijakan ekonomi dan pendidikan yang kondusif dan kondisi serta kualitas pekerja produktif terutama dari sisi kesehatan di mana termasuk di dalamnya adalah reproduksi, kebutuhan dasar dan pendidikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News