Deniz Yucel, 44, adalah koresponden dari surat kabar Die Welt asal Jerman. Ia mendarat di Berlin pada Jumat 16 Februari 2018 malam waktu setempat setelah dibebaskan dari sebuah penjara di Istanbul.
Dalam sebuah video di media sosial, seperti dilansir AFP, Yucel berkata: "Anehnya, sampai saat ini saya tidak tahu mengapa saya dipenjara selama satu tahun, mengapa saya disandera selama satu tahun."
Yucel, yang memiliki kewarganegaraan Jerman dan Turki, dituduh pemerintah Turki telah menulis propaganda pendukung terorisme.
Dia ada satu dari sekitar 100 jurnalis dan penulis yang ditahan di Turki sejak percobaan kudeta terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Juli 2016.
Masih dari video di medsos, Yucel menyoroti nasib sejumlah rekan jurnalis yang ditahan di Turki. Ia menyebut mereka semua ditahan "hanya karena melakukan tugas jurnalisme seperti biasa."
Baca: Belasan Wartawan dan Eksekutif Harian Turki Diadili di Istanbul
Dalam jaksaan yang dihadirkan tim jaksa di Turki disebutkan bahwa Yucel telah "membuat propaganda teror" dan "menghasut kebencian publik."
Di hari pembebasan Yucel, Ankara memvonis penjara seumur hidup kepada tiga jurnalis ternama di Turki atas tuduhan terkait grup di belakang percobaan kudeta.
Organisasi Amnesty International menyebut vonis ketiga jurnalis itu "menghapus kegembiraan" dari pembebasan Yucel. "Saya tidak tahu kenapa bisa dibebaskan," sebut Yucel.
Pembebasan Yucel yang dilakukan secara tiba-tiba mungkin dapat memperbaiki hubungan buruk antara Turki dengan Jerman.
Namun sejumlah warga Jerman, maupun yang kewarganegaraan ganda seperti Yucel, masih berada di beberapa penjara di Turki. Mereka termasuk dari sekitar 55 ribu orang yang ditahan sejak percobaan kudeta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News