(Baca: Vladimir Putin Menang Besar di Pilpres Rusia)
Putin mengatakan ia tak mempunyai keinginan untuk melakukan perlombaan senjata dan akan melakukan apa saja yang dia dapat untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan dengan negara-negara lainnya.
Kemenangan Putin itu, yang terjadi pada saat hubungannya dengan Barat kurang baik, akan memperpanjang dominan politik Rusia selama enam tahun hingga tahun 2024. Ini akan membuatnya penguasa terlama sejak diktator Soviet Josef Stalin dan telah menimbulkan ketakutan Barat akan konfrontasi yang merebak.
Tetapi Putin yang berusia 65 tahun menggunakan sebuah pertemuan Kremlin dengan para calon yang dia kalahkan dalam pemilihan pada Minggu untukmengisyaratkan keinginannya fokus pada hal-hal domestik bukan internasional, dan berusaha untuk menaikkan stadar hidup dengan menanam modal lebih banyak di bidang pendidikan, infrastruktur dan kesehatan sementara mengurangi pengeluaran pertahanan.
"Tak seorangpun berencana mempercepat perlombaan senjata," kata Putin, seperti dikutip dari Antara, Selasa 20 Maret 2018.
"Kami akan melakukan segalanya untuk menyelesaikan semua perbedaan dengan mitra-mitra yang menggunakan saluran-saluran diplomatik," tegasnya.
Sekitar 107 juta warga Rusia berhak untuk memberikan suaranya pada Pilpres Rusia 2018 yang berlangsung Minggu 18 Maret 2018. Tiga jam sebelum pemungutan suara dilakukan, komisi pemilu menyebutkan sekitar 60 persen dari 107 juta memberikan suaranya.
Putin pun meraih 76,4 persen suara atau jauh di atas saingan terdekatnya Pavel Grudinin. Menurut penghitungan, Grudinin meraih 12 persen suara, kandidat dari kalangan ultra nasional Vladimir Zhirinovksy mendapat enam persen suara dan 1,5 persen diraih oleh mantan presenter televisi Ksenia Sobchak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News