Sebelum dinyatakan hilang, David Dragicevic hanya seorang anak muda biasa yang belajar teknologi di kota kecil Banja Luka di Bosnia utara.
Namun ajalnya telah menjadi simbol gerakan protes sipil melawan ketidakadilan dan korupsi, yang terus meningkat menjelang pemilihan umum di Bosnia pada Oktober mendatang.
Seperti dikutip dari AFP, tewasnya Dragicevic telah mendominasi wacana politik di Republika Srpska, entitas Bosnia yang diperintah Serbia, dengan ibu kotanya bernama Banja Luka.
Protes nasional sangat jarang terjadi di Bosnia, negara dengan total penduduk 3,5 juta jiwa. Di negara ini, politik telah lama terbelah antar etnis sejak perang 1992-1995 yang menewaskan 100.000 orang. Kematian Dragicevic diduga kuat terkait dengan ketegangan etnis.
Jasad Dragicevic ditemukan enam hari setelah dia hilang. Polisi mengklasifikasikannya sebagai kecelakaan terkait perampokan. Polisi kemudian menyebutnya sebagai seorang pecandu narkotika.
Pernyataan polisi memicu amarah keluarga, yang tetap meyakini Dragicevic terbunuh. Sang ayah, Davor, berulang kali menuntut agar keadilan ditegakkan.
Sejak akhir Maret, ratusan pengunjuk rasa berkumpul di Banja Luka setiap hari untuk menuntut "kebenaran" dan "keadilan." Banyak yang mengenakan baju hitam bertuliskan gambar pemuda itu, yang berambut hitam dan gimbal.
Aksi ini telah mendapat dukungan dari etnis minoritas, yang semuanya diyakini akan menghadiri demonstrasi besar-besaran pada Sabtu 7 Juli 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News