medcom.id, Brussels: Otoritas Belgia mengatakan bahwa mereka menggagalkan "serangan teror", pada Selasa 20 Juni 2017. Ketika tentara menembak dan membunuh seorang tersangka sesudah ledakan kecil di sebuah stasiun kereta api Brussels menyusul sepekan serangan di ibu kota Eropa.
Jaksa federal Eric Van der Sypt berkata, tentara "meringkus" tersangka pria di Central Station segera usai ledakan, pada Selasa 19 Juni malam. Pria itu terkapar tak berkutik selama beberapa jam sementara sebuah regu penjinak bom memeriksa apakah dia dipersenjatai dengan lebih banyak bahan peledak.
Juru bicara Jaksa Ine Van Wymersch mengkonfirmasi kematiannya, Rabu dini hari, dan mengatakan tidak ada bahan peledak lain yang ditemukan di tubuhnya. Beberapa media Belgia sebelumnya melaporkan bahwa tersangka memakai sabuk bom.
Pusat Krisis Belgia, yang memantau ancaman keamanan di negara tersebut -- mengatakan berdasarkan informasi awal -- pihaknya tidak melihat kebutuhan untuk meningkatkan ancaman teror negara ke level tertinggi dan mempertahankannya di level tertinggi kedua.
Pihak berwenang memasang perimeter lebar di sekitar stasiun, terletak di dekat alun-alun Grand Place yang terkenal di kota itu.
Van der Sypt menuturkan, tidak ada orang lain yang terluka selain tersangka dan kerusakan akibat ledakan itu terbatas. Serangan terjadi sekitar pukul 20.30, setelah jam sibuk.
Nicolas Van Herreweghen, bekerja untuk perusahaan kereta api nasional Belgia, mengatakan bahwa tersangka laki-laki itu sangat gelisah, berteriak tentang jihad, dan kemudian "Allahu akbar," sebelum meledakkan sesuatu di troli bagasi.
Dia katakan, pria itu berusia 30 sampai 35 tahun, seperti dilansir Fox 6 Now, Selasa 20 Juni 2017.
Dinas kereta api Belgia sudah diperingatkan seorang supir kereta api yang melihat orang-orang berjalan melintasi jalur kereta api di dalam stasiun, juru bicara Arnaud Reymann berkata kepada penyiar RTL.
Surat kabar nasional La Libre Belgique mengutip kantor kejaksaan menyebutkan tersangka mengenakan ransel dan sebuah sabuk peledak. Informasi tersebut tidak bisa segera dikonfirmasi. Foto yang diposting di media sosial menunjukkan ledakan kecil di stasiun.
Central Station menjadi salah satu yang tersibuk di negara itu dan tentara tampak berpatroli di sana usai ledakan. Lokasi itu diamankan bersama dengan Grand Place ibukota Belgia, sebuah tempat wisata utama yang berjarak sekitar 200 meter (656 kaki).
Juru bicara perusahaan kereta api Elisa Roux berkata, pada Selasa 19 Juni malam, bahwa kereta dialihkan dari stasiun dan bus dikirim buat membawa penumpang ke daerah tersebut.
Belgia telah siaga tinggi sejak pelaku bom bunuh diri membunuh 32 orang di kereta bawah tanah Brussels dan di sebuah bandara pada Maret 2016. Polisi dan tentara tambahan dalam perlengkapan kamuflase telah menjadi pemandangan umum di daerah ramai.
Terjadi serangan di Paris dan London dalam beberapa hari terakhir, termasuk serangan oleh seorang sopir van yang menabrak jamaah di luar masjid London.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News