medcom.id, Paris: Presiden Prancis, Emmanuel Macron, akan mengumumkan sebuah kabinet baru dalam beberapa hari setelah langkah perdana gerakan politik moderatnya menyapu suara mayoritas dalam pemilihan parlemen. Ia sudah janji merenovasi politik Prancis.
Perdana menteri, Édouard Philippe, mengundurkan diri, Senin 19 Juni 2017, seperti yang dipersyaratkan usai sebuah jajak pendapat parlemen.
Seorang juru bicara pemerintah, Christophe Castaner, berkata kepada radio RTL bahwa Philippe akan diangkat kembali menjadi kepala pemerintahan baru "dalam beberapa hari ke depan".
Partai yang dipimpin Macron, La République En Marche (La REM), yang berdiri 15 bulan lalu, memenangkan 350 dari 577 kursi majelis rendah dalam pemilihan, Minggu, bersama sekutu sayap kanannya, MoDem. Kemenangan itu menjamin mayoritas yang dibutuhkan demi mendorong ekonomi yang luas dan reformasi sosial.
Castaner katakan, perombakan akan "teknis dan tidak jauh jangkauannya", menambahkan bahwa tingkat abstain rekor tinggi dalam pemilihan -- hanya 43 persen pemilih yang memberi suara di putaran kedua Minggu -- menyoroti perlunya perubahan politik.
Jumlah pemilih mewakili "kegagalan kolektif" bagi kelas politik Prancis, katanya, seperti dikutip The Guardian, Selasa 20 Juni 2017.
Sementara pemerintah memiliki, apa yang disebutnya: "Mayoritas yang jelas yang kami harap akan terbukti efektif". Dia menambahkan, "Kemenangan sesungguhnya akan datang dalam waktu lima tahun ketika kita benar-benar mengubah banyak hal".
Satu perubahan pasti dalam kabinet adalah pengangkatan Richard Ferrand, menteri perencanaan teritorial dan teman karib Macron, yang menghadapi penyelidikan awal untuk nepotisme dan masalah keuangan.
Harian Le Monde melaporkan bahwa Ferrand, yang menjalankan kampanye pemilihan presiden, sudah sepakat untuk mundur dari pemerintah dan memimpin grup parlemen La REM.
Parlemen baru, yang menghelat sidang pertama pekan depan, akan terlihat sangat berbeda: 75 persen anggota parlemennya belum pernah menduduki kursi di majelis, usia rata-rata mereka telah turun tujuh tahun menjadi 48. Di samping itu, tercatat rekor -- 223 tokohnya, atau 38,7 persen -- adalah perempuan.
Macron, mantan bankir investasi dan menteri ekonomi, menjadi pemimpin termuda Prancis sejak Napoleon. Ia mengalahkan Marine Le Pen yang berhaluan ultra-kanan dalam pemilihan presiden, bulan lalu. Macron, 39, telah melukis keindahan kembali lanskap politik Negeri Model.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News