Merespons tudingan, Kementerian Luar Negeri Rusia menegaskan bahwa semua yang dituduhkan AS "palsu."
"Ini merupakan cerita palsu yang sengaja dibuat-buat," ucap juru bicara Kemenlu Rusia Maria Zakharova kepada kantor berita Tass dan dikutip BBC, Minggu 23 Februari 2020.
Virus korona COVID-19 pertama kali terdeteksi di Wuhan, ibu kota provinsi Hubei di Tiongkok, pada Desember 2019. Varian baru virus korona ini telah menewaskan lebih dari 2.400 orang dengan total kasus melampaui 78 ribu. Untuk pasien sembuh, jumlahnya telah melewati 23 ribu.
Selain di Tiongkok, virus korona COVID-19 telah bermunculan di sedikitnya 26 negara lain, termasuk Rusia.
Sebelumnya, seorang pejabat senior Kemenlu AS Philip Reeker mengatakan bahwa aktor-aktor "jahat" Rusia berusaha menyebarkan disinformasi mengenai asal muasal virus korona COVID-19.
Salah satu teori konspirasi yang beredar luar di internet menyebutkan bahwa virus korona merupakan upaya AS untuk melancarkan "perang ekonomi terhadap Tiongkok."
"Dengan menyebarkan disinformasi mengenai virus korona, aktor-aktor jahat Rusia sekali lagi memilih untuk membahayakan keselamatan publik dengan mengalihkan perhatian dan respons global," tutur Reeker, pelaksana tugas asisten Menlu AS untuk wilayah Eropa dan Eurasia, kepada AFP.
Teori konspirasi lainnya menyebutkan bahwa pendiri perusahaan Microsoft, Bill Gates, terlibat dalam pembuatan wabah virus korona COVID-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id